Topan Harus Ikuti Ritme Durabilitas Fisik Pembalap Eropa!

Bagja - Selasa, 18 Juni 2013 | 07:42 WIB

(Bagja - )


Kalau mau tampil kompetitif di ajang balap dunia apalagi selevel Moto2, tentunya bukan hanya 1 faktor yang memegang peranan penting. Namun juga beberapa faktor dan terutama fisik pembalap. Lantaran persaingan para pembalap di kelas tersebut sangat ketat, nah hal lain yang membedakan adalah durabilitas fisik yang harus terjaga. Mengingat tidak mudah mengendalikan motor 600 cc seperti Moto2.

Tapi Rafid Topan Sucipto sepertinya terlihat agak sulit mengikuti ritme durabilitas pembalap-pembalap Eropa. Menurut Dyan Dilato sebagai sang manajer pribadi Topan, ini tidak lebih karena durabilitas fisik dan skill-nya tidak terasah dengan baik.

“Jadi kunci dari semua performa Topan yang kurang kompetitif selama ini adalah daya tahan fisik yang tidak bagus. Harusnya ia mulai pasang target program latihan durabilitas fisik yang bagus. Lantaran dengan kondisi fisik yang bagus, seorang pembalap bisa lebih merasakan performa motor yang lebih tajam. Lah, kalau performa fisik saja masih tarik ulur, dikasih motor kompetitif juga enggak bisa ngerasain bedanya dengan motor dia sendiri,” umbar Dyan.


“Performa paling nyata terlihat di sesi latihan di tiap seri yang sudah berjalan. Disaat pembalap lain melakukan uji coba durabilitas dan simulasi balapan, Topan masih sulit melakukan hal itu. Bahkan tiap 5 lap ia masuk pit, sepertinya kecapekan. Riding style yang belum ngepas sama motor bertenaga besar seperti Moto2, juga jadi masalah. Tapi itu semua bisa diadaptasi, hanya jika durabilitas fisik oke. Jadi pembalap bisa lebih lama melakukan simulasi di lintasan,” bebernya.

Wah, jika demikian kondisi yang ada, Topan harus terus mengasah kemampuan fisik, terutama durabilitas. Sebab hal ini akan jadi kata kunci kemajuannya untuk seri-seri mendatang. Bukan tidak mungkin ia bisa tampil kompetitif dengan kondisi fisik yang lebih oke. (otosport.co.id)