Tapi ketika Rossi memutuskan untuk kembali ke tim Yamaha, tidak ada sponsor baru yang mau berinvestasi pada tim ini. Merek minuman energi yaitu Monster Energy, pun sebenarnya mencapai kesepakatan untuk ajang motorsport Yamaha, bukan khusus untuk ajang balap MotoGP. Toh, baik Jorge Lorenzo maupun Valentino Rossi, balapan dengan membawa nama tim Yamaha Factory Racing, bukan Monster Yamaha.
Hal ini membuat Lin Jarvis sebagai bos tim Yamaha, mulai menganggap bahwa harusnya penyelenggara MotoGP mulai melirik kepentingan pasar investasi di wilayah Asean (Asia Tenggara). Lantaran sekarang banyak perusahaan asal wilayah ini, yang tetap berani berinvestasi di MotoGP. Kendati MotoGP hanya sekali diselenggarakan setiap musimnya, yaitu di MotoGP Malaysia.
“Saya khawatir dengan kelanjutan MotoGP jika mereka masih terlalu fokus untuk pasar Eropa, sementara di Eropa krisis finansial sedang berkepanjangan. Harusnya MotoGP mulai melirik pasar Asia Tenggara, terkhusus Indonesia. Ketika kami mengunjungi negara ini dalam tur promosi, antusiasme masyarakatnya sangat tinggi,” jelas Jarvis.
“Saya mengamati, tidak ada kesulitan bagi perusahaan yang memang punya komitmen di dunia motorsport untuk jadi sponsorship. Bahkan beberapa tim sudah mulai merekrut pembalap asal Indonesia, walaupun prosesnya memang masih butuh waktu. Tidak sponsor baru lagi dari Eropa, rasanya sudah cukup jadi bukti bahwa MotoGP harus melakukan ekspansi ke Asia Tenggara,” pungkasnya.
Jika pandangan Carmelo Ezpeleta sepakat dengan hal ini, perwujudan pagelaran event MotoGP harusnya terlaksana dalam waktu yang tidak lama lagi. Tinggal menunggu kabar pembangunan sirkuit yang katanya bakal dialokasikan di Bali. Semoga saja benar adanya. (otosport.co.id)