Penyakit menyerang syaraf berbahaya buat pengendara
Selain soal aturan tadi, ada beberapa pengendara rentan berkendara. “Mereka memang tidak bisa mendapatkan SIM karena ada beberapa penyakit yang bisa membahayakan. Bukan hanya bagi dirinya, namun juga bagi orang lain,” jelas AKBP Asep Akbar Hikmana, Kasat Lantas Poltabes Surabaya.
Pihak kepolisian tidak mengeluarkan SIM bagi mereka yang terkena stroke. Sebab, salah satu syarat untuk mendapatkan SIM memiliki kesehatan fisik dan jasmani yang dikeluarkan oleh pihak kedokteran. “Stroke yang sebagian syarafnya tidak berfungsi tidak diperbolehkan bikin SIM,” jelasnya.
Bisa dibayangkan seseorang yang pernah mengalami stroke mengakibatkan syaraf tidak berfungsi. Akibatnya refleks orang tadi jadi lambat. “Stroke merupakan gejala defisit fungsi susunan syaraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah dan otak,” sebut Dr. Aviandy Soekarto, Msc. SpKP, dokter spesialis komunitas dan penerbangan.
Umumnya setelah stroke, sel otak mati akan diserap dan kembali secara bertahap. Prosesnya bisa mencapai 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang mengalami stroke bisa selamat alias pulih normal, 1/3 mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang, sisanya mengalami gangguan fungsional berat.
Akibat stroke sebanyak 80 persen penurunan parsial atau total gerakan lengan. “Ini yang menyebabkan gerakannya menjadi lambat,” ungkap Dr. Aviandy.
Penyakit lainnya yang rentan yakni epilepsi. MOTOR Plus pernah meliput kejadian seorang pengendara yang meninggal akibat kecelakaan. Diduga korban menderita epilepsi.
Sehingga saat berkendara, biker itu tidak bisa mengontrol motornya dan jatuh. Epilepsi sendiri merupakan gangguan fungsi otak neurologi atau syaraf yang menyebab penderitanya kejang berulang. Repotnya serangan epilepsi ini sifatnya mendadak. “Sangat berbahaya jika korban sedang berkendara dan kena serangan penyakit itu,” kata Dr. Aviandy.
Ada hal lain yang juga wajib diwaspadai biker terkait penyakit. Yakni ginjal terserang. Indikasinya, pinggang pegal-pegal atau nyeri. Nah, otot pinggang tadi melindungi kerja ginjal.
“Kalau terus diserang getaran, fungsi ginjal yang letaknya di daerah perut bagian bawah atau retroperitonial terganggu,” tegas Aviandy lagi.
Ingat ginjal itu fungsinya macam karburator, menyaring darah yang dipompa jantung atau peredaran darah besar agar racun tidak beredar ke seluruh tubuh. Kalau peranti ini rusak racun menyebar terutama penyakit statis urine, air kencing yang tergenang di dalam perut. Ini akan menyerang saluran ginjal, ureter, uretra dan visica urenaria alias kandung kemih.
Terakhir, gangguan pembuluh darah tepi. “Sangat berbahaya buat biker!” wanti Kang Dondy sapaan karib Aviandy. Penyebabnya karena pola makan yang tidak baik, perokok dan mengkonsumsi alkohol. Pembuluh darah di tepi menyempit hingga sirkulasi darah menjadi terganggu. Akibatnya pembuluh darah balik yang menuju ke jantung akan terganggu. (motorplus-online.com)