Peristiwa Pemukulan Pembalap Berbuntut Panjang

billy - Minggu, 3 Juli 2011 | 09:48 WIB

(billy - )

 
 Brigif 15 Kujang II, bersinergi selama 12 tahun
Sabtu (18/6) pukul  15.30 WIB, Fathrin Hanifsyah Kusuma, atlet PON Jabar bernaung di Yamaha SND Racing Team juga Imola Racing Line memasuki  area paddock di Brigif 15 Kujang II Cimahi pakai mobil pribadinya. Pas masuk, ia diminta mengalihkan kendaraannya oleh petugas TNI yang menjaga lingkungan karena parkiran penuh.

Entah bagimana, ia dihadang petugas. “Menurut petugas, saya dituduh melontarkan makian saat diminta pindah tempat tadi,” bukanya. Argumentasi  terjadi! Fathrin menyangkal. Dalam hitungan detik, bogem mentah langsung menerpa wajahya. Ia bergegas mencari perlindungan ke areal paddock, berharap ada petugas lomba yang bisa menenangkan situasi. Saat itu koordinator balap dipegang oleh Martin Hidayat, Edi Batrawan, Usep Garnita dan Uki Sutomo.

Sialnya, ia dikejar oleh beberapa oknum  dan diseret ke tempat semula. Penganiayaan makin jadi, ia dipukul, ditendang. Ia malah disuruh jongkok dan dipukuli berkali-kali. ”Ada sekitar 4 oknum melakukan pemukulan. Ia diperlakukan seperti maling,” gemas Edi Batrawan dan Martin Hidayat, Biro Pelayanan Masyarakat dari Pengprov IMI Jawa Barat.

Setelah kejadian, ia langsung dilarikan ke rumah sakit dan divisum di RS Gustira, Cimahi dan ditangani langsung dr, Michael. Untungnya, pengelola road race saat itu mampu meredam emosi para pembalap, mekanik dan petugas yang ada di lintasan.

Sang bunda, ibu Hasmilis Yulimasni S.E tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu.”Dari kecil sampai besar begini, ia tak pernah dipukul oleh kami, eh, malah dipukuli oknum TNI,” jelas sang ibu. ”Anak saya berani disumpah di atas Al Qur’an tidak melakukan  hal demikian,” gemasnya lagi.

IMI Jabar tidak tinggal diam. Bagi mereka peristiwa pemukulan ini sama sekali tidak bisa ditolerir. “Kami sudah laporkan peristiwa ini  kepada  aparat berwenang khususnya pihak Pomdam III Siliwangi. Mereka kami nilai sangat antisipatif dan segera bergerak,” jelas Martin.

Kediaman Fathrin sempat didatangi beberapa patugas TNI untuk menyelesaikan insiden secara kekeluargaan. ”Mohon maaf, kami ingin menempuh jalur hukum karena kami mewakili keluarga tidak terima atas perlakuan ini,” tegas ibu Hasmi.

Sampai saat ini, kasusnya terus bergulis ke ranah hukum.”Ini merupakan delik aduan jadi tidak bisa dicabut kembali. Menurut mereka, pihak TNI sudah mengantongi beberapa nama yang terlibat dan berjanji akan segera menuntaskan kasus ini.

Berlatih Di Brigif Sejak Kanak-Kanak

Ironis memang nasib Fathrin. Sejak kanak-kanak ia sudah berlatih di kawasan Brigif 15 Kujang Cimahi ini. ”Jadi dia sudah sangat familiar dan bukan orang asing di wilayah ini. Apalagi kakeknya juga tentara,“ jelas ibunda tercintanya.

Martin yang juga pelatih fisiknya ikut komentar. ”Ia termasuk pembalap yang tidak penah macam-macam. Dari sisi skill balapnya, dia cukup menjanjikan. Di sisi lain, karakternya juga pendiam dan santun. Saya tak pernah melihat dia berkata tak sopan dalam berbagai situasi. Jadi saya sama sekali tidak percaya kalau dia melontarkan makian seperti yang dituduhkan itu,” tambahnya.

Tidak heran peristiwa ini cukup mendapat tanggapan keras dari berbagai pihak. Haris Tommy, Korwil IMI Bandung mengutuk peristiwa ini.  Suara senada tak hanya datang dari Jawa Barat. Adiwijaya dari Pengprov IMI Bali misalnya, sangat prihatin.

”Seharusnya aparat TNI turut mengayomi dan berperan serta membina generasi muda khususnya pembalap. Oknum yang melakukan hal ini harus diberi sanksi serius jika terbukti bersalah,” tegasnya mantap!   (motorplus-online.com)