Otomotifnet.com - Keluarga, GW (tidak mau disebut namanya) sedang jalan-jalan ke Mal Taman Anggrek(MTA), Jakarta Barat belum lama ini.
Ketika melewati pameran mobil Mazda, dia berhenti karena ditawari promosi Mazda Biante oleh seorang sales.
Promo yang menarik, lalu mendengar juga tentang beberapa kelebihan Mazda Biante ini dari teman-temannya, GW akhirnya tertarik.
UANG TAMBAHAN
Singkat cerita, pria paruh baya ini semakin ‘jatuh hati' karena dijanjikan oleh sang sales, unit sudah bisa sampai ke rumah dalam waktu 2 minggu.
Singkat cerita, pria paruh baya ini semakin ‘jatuh hati' karena dijanjikan oleh sang sales, unit sudah bisa sampai ke rumah dalam waktu 2 minggu.
"Saat itu juga, saya kasih tanda jadi Rp 10 juta. Dan memutuskan segera menjual Toyota Innova untuk down payment sebelum 2 minggu."
"Saya sudah ngomong sama sales-nya, jangan sampai 2 minggu meleset. Karena Innova sudah dijual dan tidak memiliki kendaraan untuk mobilitas," terang GW.
Dua minggu tiba saatnya bersiap menunggu kedatangan Biante, ternyata yang datang hanya telepon dari sang penjual.
Dua minggu tiba saatnya bersiap menunggu kedatangan Biante, ternyata yang datang hanya telepon dari sang penjual.
Mengatakan kalau mobil baru bisa datang seminggu lagi.
Kontan membuat GW tidak bisa menahan kecewanya. Toh, dia mencoba menahan diri karena pikirnya hanya seminggu saja. Giliran seminggu yang dijanjikan tiba, lagi-lagi rasa kecewa yang didapat.
"Dia (sales) bilang, kalau mau cepat dengan membayar Rp 2-3 juta. Wah, ini yang membuat saya marah. Tapi saya bingung mesti ke mana mengadu," ungkap GW yang sampai berita Ini diturunkan masih belum mendapatkan unit yang dipesan.
Kasus lainnya, adalah pembelian 16 Mazda Biante teman-teman Handoyo, bagian promosi sebuah rokok nasional asal Kudus yang semuanya memilih kelir putih.
Kasus lainnya, adalah pembelian 16 Mazda Biante teman-teman Handoyo, bagian promosi sebuah rokok nasional asal Kudus yang semuanya memilih kelir putih.
Namun sudah hampir 2 bulan unit yang dipesan tersebut belum juga datang.
Yang jadi pertanyaan, mengapa delivery unit Mazda Biante begitu lama dan terkadang tak menentu?
Menanggapi itu, Astrid Ariani Wijana selaku Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia (MMI) mengatakan, untuk case yang pertama itu merupakan tanggung jawab pihak dealer yang mengadakan pameran di MTA dan sales yang bersangkutan yang over promise.
Menanggapi itu, Astrid Ariani Wijana selaku Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia (MMI) mengatakan, untuk case yang pertama itu merupakan tanggung jawab pihak dealer yang mengadakan pameran di MTA dan sales yang bersangkutan yang over promise.
"Namun sebenarnya ketika mendapati persoalan seperti itu, tidak susah kok. Bisa menghubungi call center kami di 021-2553800 atau komplain itu bisa disampaikan di website resmi kami, pasti mendapat respon secepatnya," ungkap Astrid di kantornya, Menara Standard Chartered, Jakarta, Selasa (4/12).
Diakui Astrid, menjanjikan unit Mazda Biante dua minggu hampir tidak mungkin saat ini. Mengingat daftar tunggu Biante memang sekitar 2 bulan.
Otomotifnet.com
Mazda Biante diluncurkan di Indonesia tahun 2012. Harga Rp 380 juta
Baru belakangan bisa dipersingkat menjadi satu bulan setelah pihak MMI menaikkan permintaan kecukupan di Jepang.
Seperti diketahui, mid van ini memang CBU dari Jepang. Dan Indonesia menjadi satu-satunya negara di luar Jepang yang telah memasarkan kendaraan berkapasitas mesin 2.000 cc seharga Rp 385 juta ini.
Astrid bahkan bisa memerinci kenapa proses unit Biante bisa ke tangan konsumen itu sekurangnya butuh 1 bulan. Karena ini menyangkut pengurusan administrasi, pilihan asuransi hingga asumsi warna.
Seperti diketahui, mid van ini memang CBU dari Jepang. Dan Indonesia menjadi satu-satunya negara di luar Jepang yang telah memasarkan kendaraan berkapasitas mesin 2.000 cc seharga Rp 385 juta ini.
Astrid bahkan bisa memerinci kenapa proses unit Biante bisa ke tangan konsumen itu sekurangnya butuh 1 bulan. Karena ini menyangkut pengurusan administrasi, pilihan asuransi hingga asumsi warna.
"Jadi cepat atau lambatnya, sangat bergantung dengan pengurusan ini. Kalau SPK sudah deal, dealer ngecek stok unit, pihak leasing sudah ngelunasin baru minta faktur ke APM (Agen Pemegang Merek)," terang wanita cerdas ini.
Tentang adanya sales minta Rp 2-3 juta agar unit yang dipesan bisa lebih cepat sampai ke tangan ke konsumen, Astrid mengaku tidak pernah ada ketentuan itu.
Tentang adanya sales minta Rp 2-3 juta agar unit yang dipesan bisa lebih cepat sampai ke tangan ke konsumen, Astrid mengaku tidak pernah ada ketentuan itu.
Yang ada itu misalnya, lanjut Astrid, penjual menawarkan tambah biaya Rp 10 juta untuk penambahan aksesori yang telah diperincikan secara detail dan itu banyak diinginkan konsumen.
Soal permintaan 16 unit dengan warna sama putih yang dilakukan penggemar Biante di Bogor diakuinya memang menjadi warna yang paling disukai selain hitam.
Soal permintaan 16 unit dengan warna sama putih yang dilakukan penggemar Biante di Bogor diakuinya memang menjadi warna yang paling disukai selain hitam.
"Mungkin agak kesulitan kalau memenuhi permintaan warna sama sebanyak itu dalam waktu bersamaan. Tapi, dengan terus melakukan komunikasi dengan call center kami, semua pasti teratasi," ungkap Astrid.
Tulus Abadi, Ketua YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) menyatakan bahwa permintaan sales di luar harga resmi mobil itu bisa dikategorikan pungli.
Tulus Abadi, Ketua YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) menyatakan bahwa permintaan sales di luar harga resmi mobil itu bisa dikategorikan pungli.
"Itu tidak boleh dilakukan. Karena termasuk unsur pungli meski dengan janji mempercepat kedatangan unit kendaraan yang dipesan. Mestinya, penjual berkata jujur apa adanya. Kalau bisa datangnya 2 bulan ya bilang saja, jangan bilang 2 minggu tapi ujung-ujungnya minta tambahan uang pungli," sebut Tulus.
Kalau pihak konsumen merasa dirugikan, bisa mengadukan ke YLKI.
Kalau pihak konsumen merasa dirugikan, bisa mengadukan ke YLKI.
Tapi kalau konsumennya setuju untuk memberikan uang tambahan dimaksud, ya itu tidak bisa dimasalahkan juga.
Tulus pun mendengar, tidak hanya pada kasus Mazda Biante ini, melainkan pada hampir semua merek kendaraan juga terjadi kasus serupa yang dilakukan oknum sales untuk mengeruk keuntungan pribadi. (mobil.otomotifnet.com)