“Kami masih ingin mencari solusi yang tepat untuk masalah ini. Saya rasa bukan karena penggunaan material serat karbon (bahan rangka) yang bermasalah, namun kami masih butuh eksplorasi lebih banyak pada setting rigiditas rangka karbon. Pasalnya masalah utama kami yaitu motor terlalu kaku dan sulit untuk menikung dengan halus,” jelas Preziosi.
“Kalaupun kami membuat konsep yang baru, kami tetap akan membawanya di sesi pengetesan dan melakukan komparasi dengan perangkat lama. Hal ini sudah kami lakukan, bahkan saat mau mengganti sasis trellis dengan sasis monokok dari serat karbon ini. Kami akan mengganti beberapa setting pada motor, namun bukan pada sasis karbonnya,” Preziosi bersikeras.
Selain menegaskan bahwa tim Ducati hanya perlu mengerti bagaimana kerja sasis karbon ini, Preziosi juga mengatakan bahwa secara personal ia merindukan Casey Stoner. “Saya merindukannya dari sisi personal karena ia adalah pembalap yang sangat cepat, dan telah bekerja sama dengan kami selama bertahun-tahun. Tapi sekarang ia adalah musuh kami. Lagipula kami juga sudah memiliki 9 kali juara dunia, dan ini merupakan aset penting di tim kami,” pungkas pria asal Italia itu.
Bersikerasnya Preziosi untuk mengeksplorasi setting lain pada motor agar rigiditasnya lebih baik, mengindikasikan bahwa sasis serat karbon masih akan jadi opsi utama ketimbang menggunakan sasis dari bahan yang lain. Hanya saja mungkin konsepnya yang lebih berbeda. Kita tunggu saja nanti hasilnya! (otosport.co.id)