Sejak run pertama performanya langsung melonjak, tenaga maksimalnya mencapai 36,54 dk, ada kenaikan tenaga 2,67 dk
Jakarta - Satu lagi ECU standalone untuk Yamaha YZF-R25 masuk pasar Indonesia, berlabel GET dari Italia. “Baru banget, ini produk dari grup Athena yang terkenal di balap Eropa,” terang Budiman Terianto, dari Sphinx Motorsport yang memasukkan ECU ini.
Tentu menjadi pesaing ECU Daytona yang lebih dahulu beredar atau merek lain seperti aRacer dan API Tech. ECU berwarna hitam ini (gbr.1) dijual Rp 6,5 juta. Apa saja fiturnya? Ini dia hasil Tes ECU GET Yamaha YZF-R25!
“Untuk end user sengaja parameter yang bisa diubah dilimit biar aman, hanya timing plus minus 3 derajat dan fuel sampai 10%,” terang Budiman. Perubahan bisa dilakukan pakai software yang bisa diunduh di smartphone berbasis iOS dan Android.
“Tapi mesti tambah wi-fi module dulu, yang dijual terpisah,” imbuh pemilik workshop yang berada di mall Poins Square, Lebak Bulus, Jaksel ini. “Untuk yang advance, ada 2 pilihan software yang bisa dipakai untuk mengubah parameter lebih lengkap, yaitu Maya Evo dan Maya Advanced tapi butuh tambahan dongle,” lanjutnya.
Map tersedia 2, makanya disertakan juga sakelar untuk memilihnya (gbr.2). Pengetesan Lantaran belum ada wi-fi module maupun dongle untuk mengubah parameter, jadi pengujian yang dilakukan plug and play.
“Untuk memaksimalkan performa, setingnya pakai piggyback Power Commander V (PC V), kalau sudah ada software sih enggak perlu piggyback,” ujar Brahmantio Prayogo, dari Sportisi Motorsport (SM) yang membantu pengetesan.
Uji coba dilakukan pada Yamaha YZF-R25 milik SM, yang kondisinya enggak standar. Sudah mengalami porting & polish, tanpa filter udara dan diganti velocity stack, ganti knalpot racing dan pasang radiator besar. Bahan bakar Pertamax Plus. Tenaga dan torsi diukur pakai dynamometer Dynojet 250i (gbr.3).
Pengukuran pertama pakai ECU standar R25, setelah beberapa kali diseting PC V, meliputi jumlah bensin dan timing pengapian didapat tenaga maksimal 33,87 dk di 13.500 rpm dan torsi 20,85 Nm di 11.400 rpm.
Kemudian ganti colok ECU GET (gbr.4). Perlakuan yang diberikan sama, piggybacknya juga diseting sampai dapat tenaga maksimal. Dan ternyata sejak run pertama performanya langsung melonjak, tenaga maksimalnya mencapai 36,54 dk di 13.600 rpm dan torsi 21,2 Nm di 11.300 rpm. Berarti ada kenaikan tenaga 2,67 dk.
Dari grafiknya terlihat perbedaan mencolok di atas 11.500 rpm, jika pakai ECU standar tenaga cenderung datar, saat ganti ECU GET terus naik. “Kemungkinan ada perbedaan di ignition dan injection timing, jadi hasilnya performa lebih optimal,” analisa Bram, sapaan Brahmantio.
Lumayan ya! • (Aant / otomotifnet.com)
Sportisi Motorsport: 021-47862148
Sphinx Motorsport: 0811-195-541