Test Ride Kawasaki W800, Kencang Dan Nyaman Sejak Di Putaran Bawah

Otomotifnet - Senin, 28 November 2016 | 12:39 WIB

Test Ride Kawasaki W800 (Otomotifnet - )

Riding Position & Handling

Pertama pegang setang, yang terasa beda adalah handgrip yang polos namun ketika digenggam empuk dan kesat.

Joknya juga empuk banget, karena busanya tebal. Makanya berkendara berjam-jam juga betah karena nyaman.

Posisi duduk tergolong santai, badan tergolong tegak kendati setangnya cukup rendah dan pendek. Seandainya dikasih setang yang lebih tinggi, pasti makin nyaman!

Dengan bobot mencapai 217 kg, ketika dikendarai terasa cukup berbobot. Namun istimewanya tetap ringan dan mudah diajak meliak-liuk kanan kiri.

Cuma di kemacetan memang enggak terlalu lincah, karena dimensinya lumayan panjang. Panjang mencapai 2.190 mm dengan jarak sumbu roda 1.465 mm.

Dengan bobot lumayan berat, berimplikasi positif karakter suspensi yang jadi sangat empuk.

Redaman suspensi depan dengan as 39 mm dan belakang sokbreker ganda lembut banget, membuat berkendara jadi sangat nyaman kendati melewati jalan tak rata. Istimewanya walaupun empuk tapi diajak menikung tetap stabil.

Performa

Karakter mesin berlangkah piston panjang (bore x stroke 77 x 83 mm) sangat terasa, torsinya besar di putaran bawah dan punya redline rendah. Torsi maksimal sebesar 60 Nm sudah diperoleh di 2.500 rpm!

Pantas saja untuk berkendara harian cukup main di kisaran 1.500 sampai 3.000 rpm. Sampai angka segitu saja dorongan torsinya nikmat banget! Mesin rileks tapi sudah ngacir. Oiya getarannya di putaran 3000 rpm ke atas cukup terasa di setang.

Istimewanya penyaluran tenaganya terasa halus alias enggak mengentak, sehingga menambah rasa nyaman, terutama buat yang suka berkendara santai. Tapi kalau mau ngacir geber saja sampai redline di sekitar 7.400 rpm. Dorongan sampai kena limiter tetap kuat walaupun enggak terlalu cepat.

Catatan waktunya untuk motor 800 cc memang tak terlalu istimewa, misal 0-201 meter 9,3 detik. Sedang 0-100 km/jam 5,9 detik. Maklum namanya juga motor klasik, bukan buat kebut-kebutan. Lengkapnya silakan simak tabel.

Oiya, transmisinya hanya 5 speed. Kendati gigi 5 sangat overdrive (23/27), tapi dengan torsi besar jadi tetap sering terpakai kendati di dalam kota yang padat. Sebagai gambaran 100 km/jam diraih hanya di 3.500 rpm!

Sayangnya karakter engine brake-nya sangat minim. Saat tutup gas ditutup tetap ngeloyor. Efeknya kerja rem jadi cukup berat, tak heran odometer baru 1.300 km disc brake sudah terlihat gosong.

Herannya kendati rasio kompresi hanya 8,4:1, tapi pakai bensin beroktan 92 sering ngelitik, mungkin timing pengapiannya dekat banget TMA. Oiya panas mesinnya cukup tinggi, sangat terasa di area tulang kering, apalagi saat macet-macetan!