Pasar Eropa Jadi Barometer Layak Tidaknya Motor Menyandang Status Global Product, Mengapa?

Selasa, 18 April 2017 | 19:30 WIB

Jakarta - Eropa masih dijadikan sebagai acuan menentukan layak tidaknya sebuah produk sepeda motor menyandang status global product. Setidaknya, hal itu diungkapkan M. Abidin selaku GM Aftersales Division PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

"Kalau sudah ngomongin pasar Eropa kita tidak hanya bicara standar produk, tapi juga bicara standar komplain/keluhan konsumen yang sangat rumit," ujar Abidin saat ditemui rekan-rekan jurnalis di sela seremonial ekspor perdana XMAX 300, di Jakarta Timur, Selasa (18/4).

"Maka itu, jika produk kita sudah bisa tembus pasar Eropa saya kira akan lebih mudah bagi produsen motor masuk ke pasar negara-negara lain," lanjutnya seraya menyatakan jika karakter konsumen di benua Eropa sangat detail terhadap hal-hal kecil.

Lalu adakah pasar yang lebih sulit dimasuki selain Eropa?

"Ada. Pasar Jepang. Ia lebih rumit dari Eropa karena standar kualitas di sana sangat tinggi. Malah kalau boleh disimpulkan, ekspektasi mereka terhadap produk motor itu menurut saya ketinggian," kekeh pria ramah ini.

"Saking tingginya ekspektasi, kadang jika ada kerusakan kecil pada komponen motor yang dibeli, konsumen di sana langsung komplain via media sosial. Dan Yamaha Jepang biasanya langsung tanggap dan melacak sumber untuk dikejar. Sebab sekecil apapun komplain, Yamaha gak boleh diam, karena itu sudah komitmen kami," pungkas Abidin.(Otomotifnet.com)