Bahayakah Berlama-lama Menghirup AC Mobil Saat Jalan Macet? Ini Penjelasannya

Selasa, 20 Juni 2017 | 21:07 WIB

Jakarta – Bermacet-macetan berjam-jam, nyaris tak bergerak, menjadi rutinitas yang tiap tahun kerap dirasakan pemudik. Apalagi terlalu lama menghirup AC mobil menimbulkan pertanyaan besar.

Apakah benar AC mobil dapat menyebabkan bahaya, hingga menyebabkan kematian?

“Pada dasarnya, tugas dari AC mobil hanya mendinginkan udara di dalam kabin, menjaga sirkulasi udara dan menjaga kelembaban udara di dalam kabin” ujar Supriyono, Technical Service Manager PT Denso Sales Indonesia.

Supriyono menegaskan, AC mobil tidak menghasilkan zat berbahaya. Biasanya yang menyebabkan bahaya adalah adanya potensi udara dari luar yang masuk ke dalam kabin.

“Selain itu, kebocoran dari knalpot kendaraan juga dapat menjadi faktor masuknya zat berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida NOx dan hidrokarbon (HC),” jelasnya.

Terakhir, gas buang dari manusia berupa karbon dioksida (CO2) yang tidak dapat tersirkulasi dengan baik juga sangat berbahaya jika terus-menerus ada di dalam mobil dalam kondisi tertutup rapat.

“Semakin banyak zat tersebut di dalam mobil, tentunya akan menyebabkan timbulnya gangguan pernapasan.”

Nah, guna menetralisir udara di dalam kabin, sebaiknya sesekali membuka kaca mobil agar terdapat sirkulasi oksigen yang masuk ke dalam mobil.

Selain itu, agar sirkulasi udara tetap segar, bisa tambahkan juga car air purifier untuk menetralisir udara di luar AC system (komponen sistem AC).

Paling penting, AC harus dibersihkan dan dirawat secara rutin dengan melakukan perawatan berkala.

"Sederhananya adalah rutin mengganti filter AC setiap 6 bulan sekali atau setiap 10.000 km,”sarannya.  (Otomotifnet.com)

Penggantian filter AC kabin harus rutin