Sayangnya, jumlah itu masih dirasa berat oleh pihak aplikator.
Alasannya, aplikatif juga harus memikirkan orientasi kelangsungan bisnis.
Apalagi saat ini sudah ada alternatif moda transportasi lain seperti MRT dan LRT.
"Pembangunan infrastruktur moda transportasi sudah bermacam-macam dan nyaman sudah banyak pilihan, aplikator takutnya kalau mahal tidak ada yang mau pake lagi," jelas Budi.
(Baca Juga : Pengojek Online Se-Jawa Timur Padati Surabaya, Konvoi ke Kantor Gojek dan Grab)
Lebih lanjut Ia bilang, aplikator meminta tarif Rp 1.600 per km, itu pun sudah nett, yang sudah diterima bersih ke pengemudi.
Jadi, kemungkinan pemerintah akan mengambil jalan tengah sekitar Rp 2.000-2.100 per km sudah nett.
Meski begitu, jumlah tersebut masih terus didiskusikan oleh pihak terkait.
Bahkan, pihaknya mengatakan hari ini, akan melaporkan hasil awal kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Rencananya, Kemenhub sudah bisa menetapkan tarif pasti akhir pekan ini.
Hal ini melanjutkan Peraturan Menteri No. 12/2019 yang sudah ditetapkan dan siap diberlakukan.
Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul Kemhub buka opsi tarif ojek online dikisaran Rp 2.000 - Rp 2.100 per kilometer