Otomotifnet.com - Melanjutkan pembahasan sebelumnya, YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) tegaskan perluasan ganjil genap tak akan efektif menekan kemacetan dan polusi udara di Jakarta.
Hal ini disampaikan oleh Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI. Jika penerapannya hanya setengah hati, maka perluasan area ganjil genap tak akan efektif.
Ia menjabarkan sejumlah langkah agar perluasan ganjil genap dapat berdampak signifikan terhadap menekan kemacetan dan polusi udara di Jakarta, maka:
1. Seharusnya sepeda motor juga diberlakukan sama untuk ganjil genap, setidaknya untuk jalan protokol seperti Jl. Sudirman, Jl. Thamrin, dan Jl. Rasuna Said. Apalagi selama ini pengguna sepeda motor belum pernah dibatasi/dikendalikan, sebagaimana pengguna roda empat;
2. Taksi online tetap diberlakukan sebagai obyek ganjil genap.
Sebab pada dasarnya taksi online adalah angkutan sewa khusus berplat hitam, setara dengan kendaraan pribadi, kecuali taksi online mau berubah ke plat kuning:
3. Mendorong kendaraan bermotor di Jakarta, baik roda empat dan atau roda dua, untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Sudah sangat pantas jika Kota Jakarta melarang penggunaan BBM jenis bensin premium bahkan pertalite.
Dan mewajibkan kendaraan bermotor untuk menggunakan BBM standar Euro 4.