Jika gas diinjak dalam tiba-tiba, maka respons akselerasinya terasa instan dan cukup menghempas penumpang jika tidak waspada.
Untunglah P6 ATAV dilengkapi seatbelt 4 titik di keempat bangkunya sehingga lebih aman secara keselamatan.
Grip roda terasa kuat menyalurkan seluruh tenaga dan torsi meski ban yang digunakan adalah ban ‘pacul’ 35 inci yang berorientasi pada permukaan tanah/off-road.
Perpindahan gigi juga cukup halus dan rapat layaknya mobil penumpang biasa bermesin diesel modern.
(Baca Juga: Toyota Bersiap Sambut Era Mobil Listrik, Bakal Bawa C-HR BEV ke Indonesia?)
Pun sebaliknya, saat gas diinjak lembut, SSE P6 ATAV mampu melaju dengan sangat beradab hingga rasanya bagai membawa sebuah sedan yang halus.
Tapi soal dimensi, karena ukurannya yang sangat lebar (2,1 meter), membuat kami harus beradaptasi saat melaju di lajur yang sempit.
Itu pun bukan masalah karena saat SSE P6 ATAV beraksi, ia tentu tidak berhadapan dengan kemacetan lalu lintas.
Posisi duduk, bobot setir, dan operasional tuas transmisi pun mirip dengan kebanyakan mobil penumpang masa kini.
Sehingga bisa dibilang, di balik tampilannya yang sangar, mengendarai SSE P6 ATAV bisa semudah mengendarai mobil penumpang biasa.