BMW C400X, Matic Adventure Seharga Yamaha TMAX 530 DX, Ada Fitur Unik!

Panji Nugraha - Kamis, 24 Oktober 2019 | 15:30 WIB

BMW C400X, Matic Adventure Seharga Yamaha TMAX 530 DX, Bodi Lebih Kecil Dari XMAX (Panji Nugraha - )

 

Otomotifnet.com - BMW Motorrad Indonesia merilis (16/2) sekaligus memberikan kesempatan pada media untuk test ride BMW C400X.

Skutik ini memiliki tampilan unik dan diposisikan sebagai kendaraan untuk kegiatan komuter di dalam kota.

Tersedia dalam 3 warna; Alpine White, Zenith Blue, dan Black Storm, dibanderol Rp 259 juta off the road.

Harganya wow ya! Hampir mendekati Yamaha TMAX DX.

(Baca Juga: Tak Kalah Dengan BMW GS, Ini Yamaha NMAX Penjelajah, Siap Turing Kemana Saja)

Randy
Headlamp mirip banget dengan BMW F850GS, tapi tak bisa saling tukar ya!

Bagaimana impresi berkendara saat pertama kali mencobanya? Simak yuk. Rangga

Desain

Urban scooter dari BMW ini mengusung desain yang unik dan atraktif, sedikit banyak terinspirasi dari keluarga GS, motor adventure BMW seperti F850GS dan R1200GS.

Salah satunya ditandai dengan ‘paruh’ khas GS series di bawah lampu utama.

Bicara soal lampu, semua penerangan di C400X sudah mengusung LED, dengan desain headlamp sama dengan F850GS.

C400X memiliki garis-garis desain tegas yang asimetris, berbanding terbalik dengan saudara kandungnya C400 GT, yang mengadopsi desain elegan.

Tameng depan seolah-olah terpisah antara bagian atas dan bawah, memberikan kesan agresif.

Lanjut ke belakang, desain tegas masih mengikuti. Namun, bodinya minimalis cenderung tipis.

Jok besar berundak dengan busa tebal mendominasi bagian tengah dan belakang C400X.

 

(Baca Juga: BMW Motorrad Jual Sendal Jepit, Harganya Bikin Kantong Meronta-ronta)

Kesan agresif dan minimalis juga ditampilkan dari penggunaan windshield berukuran kecil.

Posisinya tidak menempel langsung di bodi layaknya big skutik lain, melainkan pakai dudukan tambahan sehingga memberikan kesan melayang.

Riding Position & Handling

Duduk di joknya yang lebar dan empuk, rider dengan tinggi badan 170 cm dan berat 60 kg tidak kesulitan untuk menapakkan kedua kaki.

Tinggi jok termasuk pendek, hanya sekitar 775 mm.

Saat duduk badan cenderung tegak dan tangan mudah menggapai setang yang posisinya cukup tinggi.

Posisi berkendaranya tergolong nyaman, pas untuk membelah lalu lintas perkotaan.

Oh ya, surprisingly ukuran C400X tidak terlalu besar lho. Bahkan sedikit lebih kecil dan ringkas apabila dibandingkan dengan Yamaha XMAX.

Overall terasa pas untuk ukuran orang Indonesia kebanyakan.

(Baca Juga: BMW Motorrad Indonesia Pamer Skutik C400GT, Bodi Gagah Bergaya Touring)

Randy
BMW C400X, Matic Adventure Seharga Yamaha TMAX 530 DX, Bodi Lebih Kecil Dari XMAX

Saat berkesempatan menjajal handling-nya dengan berkendara di seputar jalan TB. Simatupang, Jaksel, pengendalian C400X terbilang mantap.

Motor nurut banget ketika diajak manuver cepat di antara ‘labirin’ mobil-mobil yang berhenti dan berjalan lambat.

Karya insinyur BMW di Jerman patut diacungi jempol, karena mampu memadukan sasis yang rigid dengan redaman suspensi yang pas.

Wheelbase dengan panjang 1.565 mm turut menyumbang kelincahan C400X.

Redaman suspensinya oke banget. Stabil tapi nyaman ketika ketemu jalan tak rata maupun melewati polisi tidur.

Rasanya smooth banget! Untuk rasa berkendara lebih lengkap harus banget dilanjut ke sesi test ride nih!

Fitur & Teknologi

Fitur BMW Connectivity yang ditunjang layar TFT 6,5 inci menjadi salah satu highlight yang ada pada C400X.

Fitur ini dapat menghubungkan motor dan smartphone pakai aplikasi BMW Motorrad Connected App baik iOS maupun Android.

Randy
Layar TFT 6,5 inci menampilkan sederet informasi, termasuk BMW Connectivity yang menghubungkan smartphone dengan motor

Juga bisa terkoneksi ke helm dengan Bluetooth dan diatur melalui multi controller di setang sebelah kiri.

Panel instrumennya bisa menunjukkan banyak petunjuk, seperti kecepatan, putaran mesin model bar, kapasitas bahan bakar.

Selain itu, ada pula trip meter, average fuel consumption, suhu mesin dan jam.

C400X juga bertabur tempat penyimpanan, ada dua laci di depan dan bagasi di bawah jok. Di laci sebelah kanan ada soket 12 volt.

Dalam bagasinya ada fitur unik yaitu Flex Case, sehingga dapat menyimpan 2 helm.

Fitur ini membuat kapasitas bagasi dapat ditingkatkan, dengan cara menurunkan ‘lantai’ bagasi bagian belakang, sehingga dapat memuat helm full face.

Namun, flex case hanya dapat digunakan saat parkir, karena pasti mentok ke roda kalau digunakan saat berjalan.

Dan untuk keamanan, saat flex case diaktifkan motor otomatis tidak akan bisa menyala.

Randy
Fitur flex case membuat kapasitas bagasi 'melar', jadi bisa memuat helm full face. Aktifkannya pakai tuas kecil di dalam bagasi

Saat berjalan pun tetap dapat menyimpan helm, tetapi hanya tipe half face, dan diletakkan di sebelah depan bagasi.

Geser ke area kaki-kaki, BMW memasang sokbreker teleskopik berdiameter as 35 mm di depan dan sok stereo alias double di belakang, dengan 5 setelan preload.

Suspensi tersebut mengawal dua pelek berdiameter belang, 15 inci di depan dan 14 di belakang.

Lebarnya 3.50 inci dan 4.25 inci, serta dibalut ban berukuran 120/70 dan 150/70.

"Penggunaan pelek 14 ini salah satunya untuk mengakomodir flex case," terang Ario Zainuddin, Product Manager BMW Motorrad Indonesia.

Fitur safety tak absen pada skuter asal Munich, Jerman ini. BMW ABS sudah tersedia sebagai standar, serta ASC atau Automatic Stability Control yang berfungsi sebagai kontrol traksi.

"ASC bertugas membaca putaran roda depan dan belakang sehingga dapat mencegah selip pada roda," tambah Ario.

Sistem remnya mantap, depan radial 4 piston menjepit cakram 265 mm di masing-masing sisi. Sedang belakang 1 piston dengan diameter cakram sama.

Randy
Flex case hanya bisa diaktifkan ketika motor dalam keadaan parkir, karena lantai bagasi yang turun bakal mentok dengan roda kalau dipakai jalan

Performa

Kendati namanya pakai embel-embel 400, namun ternyata cuma dibekali mesin 350 cc.

Mesin 1 silinder SOHC 4 katup berasio kompresi 11,5:1 ini bisa menghasilkan tenaga maksimal 34 dk di 7.500 rpm dan torsi 35 Nm pada 6.000 rpm.

Mesin dengan rekomendasi menenggak bensin beroktan 92 atau setara ini, diklaim konsumsi bensinnya 3,5 liter per 100 km atau 28 km/l.

Pas dicoba, dorongan tenaga dan torsinya terasa mantap, terutama pada putaran bawah. Mengendarainya jadi terasa menyenangkan.

Randy
Sudah mengadopsi smart key khas BMW Motorrad, menyalakan motor tinggal tekan tombol, membuka tangki bensin juga tak butuh colok anak kunci

Untuk catatan performanya nanti kita lanjut di sesi test ride ya! klaimnya sih top speed bisa 139 km/jam. Stay tune edisi mendatang ya!

Randy
Rem depan istimewa dengan double disc plus kaliper radial 4 piston

Data Spesifikasi:

P x L x T: 2.210 x 835 x 1.305 mm

Jarak Sumbu Roda: 1.565 mm

Jarak Terendah: -

Tinggi Jok: 775 mm

Berat: 204 kg (Basah)

Kapasitas Bensin: 12,8 Liter

Tipe Rangka: Steel Tube construction with aluminium die-cast unit

Rem Depan: Double Disc Brake 265 mm 4 piston radial

Rem Belakang: Single Disc Brake 265 mm 1 piston

Suspensi Depan: Teleskopik 35 mm, 110 mm travel

Suspensi Belakang: Double aluminium swingarm, double spring struts adjustable preload, 112 mm travel

Ban Depan: 120/70-15

Ban Belakang: 150/70-14

Mesin: Liquid Cooled 4-stroke SOHC 4 valves

Silinder: Single Cylinder

Kapasitas: 350 cc

Bore x Stroke: 80 x 69,6 mm

Rasio Kompresi: 11,5:1

Tenaga: 34 dk (25 kW)/7.500 rpm

Torsi: 34 Nm/6.000 rpm

Sistem Starter: Electric Starter

Sistem Pelumasan: Basah

Sistem Pengabutan: Fuel Injection

Tipe Kopling: Centrifugal dry clutch

Tipe Transmisi: Stepless CVT Gearbox

Alternator: Permanent Magnet generator 316 W

Battery: 12 V/9 Ah MF