Otomotifnet.com - Tak berselang lama dari sesi world premiere akhir November 2019 silam (28/11/2019), PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) langsung mengadakan sesi tes W175TR.
Acara diadakan di seputaran Gading Serpong, Tangerang, Banten. Rute yang dilalui ada 2 jenis, aspal dan tanah menyesuaikan genre motornya yang oleh Kawasaki disebut sebagai street srambler.
“Saya sudah mencoba rutenya, memastikan W175TR memang punya kemampuan on road dan off road ringan,” ujar Kentaro Takeshita, Division Head Marketing KMI dalam sambutannya.
OTOMOTIF tentu turut serta di sesi tes ini. Malah saat pulang langsung bawa satu unitnya, jadi bisa langsung mengeksplorasi lebih mendalam.
(Baca Juga: Kawasaki W175TR Rp 30 Jutaan Tapi Pakai Karburator, Alasannya Simpel)
Jadi bisa langsung mengetes akselerasi, top speed, konsumsi bensin sampai karakternya jika dipakai harian.
Simak yuk hasil lengkap tesnya!
RIDING POSITION & HANDLING
Posisi duduk di atas W175TR ini terasa nyaman dan dan santai. Karena jok yang punya tinggi 805 mm punya busa yang cukup tebal dan kulit yang lentur.
Meski tinggi jok naik 30 mm dibanding W175 biasa, tapi pengendara berpostur 170 cm naik W175TR kakinya masih bisa menapak dengan mudah.
Tentu karena desain jok dan tangkinya ramping, yang bikin bersahabat dengan paha, jadi kaki tidak perlu membuka terlalu lebar.
Setang pipa barunya yang lebih tinggi 30 mm dan makin lebar, membuat lengan dan pundak jadi lebih tegap, hasilnya posisi duduk jadi santai.
Apalagi ditambah posisi footstep yang berada di depan, ikut berperan dalam menunjang kenyamanan karena kaki tidak menekuk.
Ketika dipakai berkendara, dengan bobot lebih ringan 5 kg dari W175 versi regular atau Cafe, tepatnya jadi 121 kg, impresinya benar-benar terasa ringan.
Untuk merayap di kemacetan sangat mudah diarahkan, jadi tidak bikin lelah pengendara walaupun mesti selap-selip di antara mobil, tapi harus berhati-hati dengan setangnya yang rawan mentok karena lebar.
Suspensinya punya bentuk serta jarak main yang sama seperti W175 versi regular. Tapi untuk W175TR suspensi depannya lebih tinggi 35 mm dan belakangnya 27 mm.
Tentu ini juga memberikan posisi berkendara yang lebih nyaman karena bagian depan lebih mendongak.
Redaman suspensi depannya terasa cukup, mampu meredam jalan tidak rata dengan baik juga menjaga motor tetap stabil saat berbelok.
Yang dirasa kurang justru suspensi belakangnya, pada setelan preload bawaan pabrik, yaitu posisi kedua dari paling empuk, terasa cukup kaku untuk pengendara berbobot 58 kg.
Jadi kurang nyaman ketika melewati jalan bergelombang dan rusak, badan lumayan terguncang. Mesti disetel ulang nih!
Sisi positifnya suspensi berkelir merah-hitam ini membuat W175TR menjadi lincah dan stabil saat diajak menikung kencang.
Ban IRC Trail Winner berukuran 80/100-17 di depan dan 100/90-17 di belakang punya grip yang cukup baik.
Dengan pattern yang agak besar, sepertinya didesain untuk 80% on road dan 20% off road.
FITUR & TEKNOLOGI
Sektor pengereman kendati diamater cakram dan teromol terlihat kecil, tapi kinerjanya bisa diandalkan.
Keduanya dapat menghentikan laju W175TR dengan baik, hanya saja posisi injekan rem belakang sedikit lebih tinggi dari footstep, memaksa telapak kaki sedikit naik. Mesti adaptasi!
Segi penerangan tidak berubah dibanding W175, lampu utama menggunakan batok bulat berisi bohlam H4 yang cahayanya cukup merata, namun terangnya lampu masih tergantung dari putaran mesin, karena arusnya tipe AC alias dari spul.
Panel instrumen sama dengan model biasa, hanya ada spidometer, odometer, tripmeter, lampu netral, lampu sein dan lampu jauh.
Tetap tanpa fuelmeter, jadi mesti biasakan keran bensin di posisi on, jadi saat habis masih ada cadangan dan tinggal putar keran ke posisi res. Kapasitas tangkinya kini hanya 7,5 liter.
PERFORMA
Mesinnya sama dengan W175 biasa, 177 cc dengan piston berdiameter 65,5 mm dan stroke 52,4 mm, SOHC 2 katup, berpendingin udara dengan pengabutan karburator Mikuni VM24.
Klaim tenaga maksimalnya 12,8 dk di 7.500 rpm dengan torsi 13,6 Nm pada 6.000 rpm.
Tradisi sebelum menyalakan mesin saat masih dingin wajib menaikkan tuas choke pada karburator masih sama, agar campuran bensin dan udara lebih kaya, sehingga mesin lebih mudah hidup.
Sejak dinyalakan, suara mesin terdengar halus, vibrasi terasa minim meskipun di putaran tinggi.
Panas mesin juga tidak terlalu terasa di kedua kaki, kendati macet-macetan. Salah satunya tentu karena rasio kompresi hanya 9,1:1.
Bedanya, dengan knalpot model Slim Megaphone, saat berakselerasi ada suara ngebass “garing”, yang memberikan karakter berbeda pada W175TR.
Knalpot ini pun klaimnya didesain untuk menguatkan karakter tenaga di putaran low-mid.
Klaim tersebut ada benarnya, dengan bobot yang menyusut 5 kg serta knalpot barunya, akselerasi W175TR terasa lebih menyenangkan, lebih responsif dibanding W175 biasa maupun Cafe.
W175TR karakternya bisa langsung melaju ketika gas dibuka, asal putarannya tidak terlalu rendah, kalau terlalu rendah akan sedikit “ngorok”.
Perpindahan giginya juga halus dengan kopling yang empuk, untuk bermacet-macetan tidak bikin pegal jari-jari kiri.
Nafas mesin W175TR ternyata cukup panjang, saat dicoba mengail top speed, spidometer sampai menunjuk di angka 120 km/jam.
Itu sebenarnya belum menyentuh limiter, tapi mesin sudah tidak ada tenaga untuk menambah kecepatan.
KONSUMSI BENSIN
Kendati masih pakai karburator, konsumsi bensin W175TR ternyata cukup efisien. Diukur pakai metode full to full pakai bensin RON 92, rata-rata bisa meraih angka 38 km/liter.
Padahal karakter yang ngetes agresif, buka tutup gasnya secara kasar dan rute yang dilalui beragam. Dari macet-macetan, jalan santai sampai gas pol saat ketemu jalan kosong.
VARIAN
W175TR tersedia dalam dua tipe, yaitu Standard (Std) dan Special Edition (SE). Yang dites versi SE, dibanding yang Std, bedanya ada di aksesori dan detail.
Di antaranya spidometer dilengkapi ring krom, warna dan stripping spesial, ada knee grip-style tank decals, tuck-and-roll seat, strip head yang di-polish, ada engine cover, dan pakai black painted rims.
Tipe SE tersedia warna Ebony, Solar Yellow, dan Urban Olive Green. Sedang Std hanya tersedia warna Bright White.
Versi Std dijual 29,9 juta, sedang yang SE Rp 32,3 juta OTR Jakarta.
Data Tes Kawasaki W175TR:
0-60 km/jam: 5,1 detik
0-80 km/jam: 9,1 detik
0-100 km/jam: 17,3 detik
0-100 meter: 7,8 detik (@72,8 km/jam)
0-201 meter: 12,2 detik (@89,1 km/jam)
0-402 meter: 19,6 detik (@102,5 km/jam)
Top speed spidometer: 120 km/jam
Top speed Racelogic: 113,9 km/jam
Konsumsi bensin: 38 km/liter
Data Spesifikasi Kawasaki W175TR:
P x L x T: 1.950 x 805 x 1.085 mm
Panjang sumbu roda: 1.285 mm
Jarak terendah ke tanah: 195 mm
Tinggi jok: 805 mm
Berat kosong: 121 kg
Kapasitas tangki bensin: 7,5 liter
Tipe mesin: 4 tak, SOHC, pendingin udara
Bore x stroke: 65,5 x 52,4 mm
Perbandingan kompresi: 9,1:1
Karburator: Mikuni VM24
Transmisi: 5 percepatan
Starter: Electric
Tenaga maksimal: 12,8 dk @7.500 rpm
Torsi maksimal: 13,6 Nm @6.000 rpm