Otomotifnet.com - Ngomongin kepraktisan dan teknologi canggih Mitsubishi Outlander PHEV tak perlu diragukan lagi.
Namun yang perlu diingat bahwa Mitsubishi memang tidak dijual ke semua konsumen.
Outlander PHEV memang tidak dicanangkan untuk dijual ke semua jenis konsumen, melainkan ke beberapa saja yang sekiranya pas dengan SUV hybrid itu.
“Yang kami sasar adalah orang yang peduli lingkungan, sekaligus yang mengerti teknologi dan ingin merasakan sensasi berkendara dengan mobil berteknologi modern,” ungkap Aditya Wardani, Department Head PR & CSR Department Coordination & Development Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
(Baca Juga: Outlander PHEV, Xpander Cross dan Eclipse Cross Ngegas Surabaya - Bali di Media Adventure 2020)
Terlebih dengan harga lebih dari 1 miliar, atau tepatnya Rp 1,294 miliar untuk wilayah DKI Jakarta, konsumen Outlander PHEV sangatlah segmented.
Tak heran jika kuota bukanlah utama, sejak diluncurkan pada Juli 2019 lalu, penjualan Outlander PHEV baru 21 unit.
Dari 21 unit itu, 20 unit ada di Jakarta dan 1 unit ada di Surabaya.
Sekadar informasi, sistem hibrida di Outlander PHEV memanfaatkan kerjasama motor listrik dan motor bakar (mesin) untuk bekerja secara halus lagi efektif.
(Baca Juga: Outlander PHEV Pesanannya Belum Nambah, Mitsubishi: Banyaknya Penjualan Bukan Target Utama)
Lalu untuk pengisian daya baterai, selain memanfaatkan sistem regeneratif saat mobil melaju, baterai Outlander PHEV juga diisi lewat sumber eksternal (plug-in).
Sumber eksternal perlu karena kapasitas baterainya yang memang sangat besar mencapai lebih dari 13 kwH.
Lebih dari itu, Mitsubishi Outlander PHEV bahkan memiliki genset terintegrasi di dalam mobil untuk dipakai menyalakan aneka perangkat elektronik seperti blender, kipas angin, microwave hingga kulkas.
Terbayang betapa praktisnya Outlander PHEV jika sewaktu-waktu dibawa berkemah.
Canggih, praktis, dan siap diajak ke beragam medan kerena berpenggerak semua roda.