Otomotifnet.com - Suzuki Katana disebut sebagai mobil bekas dengan harga gelap.
Sebab tak ada patokan harga pasti untuk tiap tahunnya.
Danang Sumarno, pemilik showroom mobil bekas, Marno Jaya Motor mengatakan, peminat Katana cukup ramai tapi banyak yang keberatan dengan harga jualnya.
"Yang mau beli Katana banyak, cuma pembeli di segmen ini budgetnya enggak sesuai dengan ekspektasinya," tuturnya.
(Baca Juga: Suzuki Katana, Daihatsu Feroza, Dan Opel Blazer, SUV Seken Dibanderol Rp 30 Jutaan)
"Jadi harga jualnya banyak yang enggak cocok," ujar Danang, beberapa waktu lalu.
"Sementara kalau yang benar-benar hobi harganya mah cocok aja, cuma kalau yang bukan penghobi enggak masuk akal," terangnya, (28/2/20).
"Makanya Katana itu pasarnya segmented," ucapnya.
Danang mengungkapkan, keunggulan Katana di mata penghobi ada pada perawatannya, yang mudah dan desainnya yang abadi.
"Selain bodi yang ringkas, perawatan Katana juga gampang, mesin enggak rewelan, desainnya juga enggak banyak berubah dari awal keluar sampai edisi terakhir," bebernya.
"Cuma kekurangannya ada di suspensi atau bantingannya yang keras," jelas Danang.
Katana yang sudah jadi kategori mobil hobi, disebut Danang, harganya gelap dan tak ada patokannya.
Namun sebagai showroom yang menjual mobil lawas, Marno Jaya Motor kini masih memilki stok 1 unit Suzuki Katana lansiran tahun 1996.
(Baca Juga: Suzuki Katana Bergaya JA22, Rogoh Kocek Dalam, Habis Rp 200 Juta Lebih)
"Kami ada Katana tahun 1996, kondisi masih segar untuk usia 20 tahun lebih. Bentuk juga masih orisinal, harganya Rp 45 juta," sebutnya.
"Harga pasaran Katana tahun 90-an yang kondisinya baik itu sekitar Rp 35 jutaan," ungkapnya.
"Kalau udah 2000-an bisa Rp 50 jutaan sampai Rp 60 jutaan," kata Danang.
"Kalau yang sudah dimodif pakai ban besar dan plus akesori bisa dua kali lipat harganya," tutup Danang.
Sekadar informasi, Suzuki Katana muncul di Indonesia pada 1986 menggantikan generasi sebelumnya yang berpenggerak 4x4.
Ciri-ciri dari Suzuki Katana yakni memiliki atap tinggi.
Menarik untuk menjadi bahan yang selanjutnya dibuat melumpur.