“Congkel batu atau kerikil yang menempel di groove ban,” imbuh Dodi, sapaan akrab Dodiyanto.
Sambil mencongkel kerikil, periksa juga kelayakan ban.
“Ban yang masih layak pakai yang belum ada retak-retak, tidak mengeras dan kedalaman ban belum mencapai titik segitiga TWI atau Tread Wear Indicator,” lanjut pria ramah yang suka berkaca mata hitam ini.
Berikutnya yang tak kalah penting adalah periksa tekanan angin ban.
“Kalau kempis atau anginnya kurang dalam kurun waktu yang cukup lama, bisa menimbulkan retak-retak karena ban menanggung beban dengan kondisi yang tidak normal,” wanti Dodi.
Baca Juga: Pasang Busi Gak Boleh Asal, Ini 3 Hal Penentu Kekencangannya
“Tekanan angin ban juga mempengaruhi keseimbangan motor, sebaiknya cek minimal seminggu sekali, biar ban motor tetap awet,” imbuh Zulfikar.
Jika kondisi tekanan angin sangat kurang, maka dengan terpaksa harus pergi ke tempat pengisian angin, tapi jangan lupa pakai masker ya!
“Kalau bisa tambah anginnya pakai nitrogen, karena partikel nitrogen lebih besar dibanding oksigen. Jadi pakai nitrogen tidak mudah kempes,” saran Zulfikar.
Untuk tekanan angin yang ideal sebaiknya baca label yang ada di motor agar tidak salah, karena tiap motor bisa beda-beda.
Biasanya label ada di lengan ayun, atas dek atau ada pula yang di bagasi. Cek yuk!
Rumah Ban Motor : 021-2986-0976
Penulis: Fajrin, Aant