Otomotifnet.com - Anti-lock Braking System (ABS) jadi salah satu fitur keamanan kelas premium pada motor.
Bisa dikatakan hanya motor-motor yang harganya di atas Rp 20 jutaan yang dibekali fitur ini.
Maklum, sistem ABS butuh komponen yang tak sedikit dan tidak murah, yang fungsinya mencegah roda terkunci saat melakukan pengereman mendadak atau di jalan licin.
Pada sistem ABS ada beberapa komponen, mulai rotor yang di roda, sensor yang membaca putaran rotor, lalu ada modulator/hydraulic yang di dalamnya juga terdapat ECU ABS.
Tentu juga ada kabel yang menghubungkan sensor dan ECU. Sisanya tentu komponen rem seperti motor non-ABS, yaitu master rem, kaliper dan selang.
Baca Juga: Yamaha RX King Injeksi, Tanam ECU Dan Injektor, Habis Rp 5 Jutaan
Cara kerjanya, ECU dari ABS akan selalu membaca putaran roda pakai sensor, jika terbaca roda berhenti atau terkunci, maka modulator ABS akan mengurangi tekanan minyak rem secara simultan ke kaliper.
Sehingga roda akan kembali berputar untuk mencegah terkunci yang bisa mengakibatkan bn hilang traksi.
Mengenali sebuah sistem ABS bekerja normal, sangat mudah.
Jika kontak diputar ke on maka lambang ABS menyala, lalu jika sudah jalan 10 km/jam lambang itu mati, maka berarti ABS normal.
Tapi jika lambang ABS tetap menyala, artinya abnormal.