Penjualan Honda Anjlok Tak Hanya Karena Covid-19, Ada Pengaruh Lembaga Pembiayaan

Ignatius Ferdian,Muhammad Rizqi Pradana - Jumat, 12 Juni 2020 | 17:30 WIB

Booth Honda di IIMS Motobike Expo 2019 (Ignatius Ferdian,Muhammad Rizqi Pradana - )

Otomotifnet.com - Tidak cuma masalah Covid-19, PT Astra Honda Motor juga menyebutkan ada penyebab lain penjualan domestik tahun ini anjlok.

Memang untuk saat ini pandemi Covid-19 yang tengah melanda Indonesia berdampak pada penurunan pasar kendaraan roda dua di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Johannes Loman, selaku Executive Vice President PT Astra Honda Motor (AHM).

“Total market diperkirakan akan turun 40 hingga 45 persen (dibandingkan tahun lalu), jadi kira-kira akan di angka 3,6 hingga 3,9 juta unit,” ujarnya dalam acara conference call AHM (11/6).

Pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) itu mengatakan, penurunan tersebut disebabkan oleh banyak hal, meskipun pandemi Covid-19 tetap menjadi sumber permasalahan utama.

“Kebijakan PSBB akibat pandemi membuat masyarakat tidak bisa beraktivitas, perekonomian yang melambat juga berpengaruh,” ujar Loman.

Harga berbagai komoditas yang sedang tidak pasti juga berpengaruh, seperti anjloknya harga minyak dunia beberapa waktu lalu.

Namun ia mengatakan, salah satu alasan terbesar pihaknya percaya jumlah penjualan motor akan terpangkas setengahnya tahun ini adalah para lembaga pembiayaan.

Baca Juga: New Honda Vario 150 Baru, Warna Lebih Berani, Stripping Bikin Gagah

Thomas Wijaya, selaku Marketing Director AHM menjelaskan, banyak lembaga pembiayaan menetapkan kriteria pemberian kredit yang lebih ketat akibat kondisi ekonomi saat ini.

“Dengan pandemi dan kondisi ekonomi sekarang, banyak Lembaga Pembiayaan melakukan pergerakan Down Payment (DP) di kisaran 15 hingga 20 persen, bahkan lebih,” ujar Thomas dalam kesempatan yang sama.

Ia pun mengatakan bahwa di AHM saja, kebijakan tersebut pun menyebabkan kontribusi penjualan motor honda secara kredit menurun hingga 20 persen.

“Dalam beberapa bulan ini kontribusi kredit yang tadinya 65 sampai 70 persen (dari total penjualan), kondisinya jadi seimbang antara cash dan kredit,” pungkasnya.