Otomotifnet.com - Benelli Patagonian Eagle EFI punya perbedaan mendasar dengan versi sebelumnya tentu dari sektor pengabutan bahan bakar, yang jadi injeksi.
Dengan perubahan sistem pengabutan jadi injeksi, walaupun performa tetap sama dengan yang versi karbu, namun ternyata membawa dampak positif pada konsumsi bensin.
Dipakai harian oleh tester bergaya agresif, sering buka gas secara spontan, dengan kondisi jalan beragam lebih dari 300 km, pakai metode full to full sebanyak 3 kali dengan bahan bakar RON 92, ternyata konsumsi bensin rata-rata bisa dapat 27,5 km/liter.
Berdasarkan hasil test ride OTOMOTIF, yang versi karburator cuma 23,8 km/liter, bedanya signifikan ya?
Baca Juga: Yamaha XMAX, Honda Forza, PCX, ADV150 Businya Khusus, Ini Bedanya
Oiya, rasio kompresi mesin Patagonian Eagle ini rendah, hanya 9,0:1, jadi dikasih Pertalite maupun Premium pun masih aman.
Panas yang dihasilkan mesin pun tak terlalu terasa di kaki.
Patagonian Eagle EFI ini mengusung basis mesin yang sama persis dengan versi karbunya, hanya beda di sistem pengabutan bahan bakar.
Tipenya empat langkah, dua silinder segaris SOHC 4 katup berpendingin udara dan oil cooler.
Yang khas mesinnya pakai firing order 360°, piston naik turun bersamaan tapi langkah kerjanya gantian, sehingga suara knalpotnya merdu sekilas mirip mesin 4 silinder.
Faktor ini jadi salah satu daya tarik utama Patagonian Eagle.
Tenaga maksimal hanya 17,4 dk di 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm di 6.000 rpm, itu sama dengan versi karburator.
Berikut data tes Benelli Patagonian Eagle EFI:
0-60 km/jam: 4,3 detik
0-80 km/jam: 7,3 detik
0-100 km/jam: 12,7 detik
0-100 m: 7,2 detik (@79,5 km/jam)
0-201 m: 11,3 detik (@96,6 km/jam)
0-402 m: 18,2 detik (@111,4 km/jam)
Top speed spidometer: 125 km/jam
Top speed Racelogic: 120,7 km/jam
Konsumsi bensin: 27,5 km/liter