Test Ride Lengkap Kawasaki Ninja ZX-25R, Sensasi Mengendarai 51 PS!

Fariz Ibrahim,Antonius Yuliyanto - Minggu, 23 Agustus 2020 | 20:00 WIB

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R (Fariz Ibrahim,Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Pembahasan Kawasaki Ninja ZX-25R masih berlanjut, setelah first ride di Sirkuit Sentul, Bogor, sekarang giliran test ride, karena unit tes ZX-25R sudah ada di tangan OTOMOTIF.

Tentu saja pembahasan kali ini lebih ke impresi berkendara untuk penggunaan sehari-hari, juga tes akselerasi, top speed dan ukur performa pakai dyno.

Yuk langsung simak hasil tes motor yang dibanderol Rp 96 juta untuk versi Standard dan Rp 112,9 juta (OTR Jakarta) yang ABS SE. 

RIDING POSITION & HANDLING

Hal menyenangkan duduk di jok ZX-25R adalah busanya yang tebal dan empuk, bikin nyaman.

Baca Juga: Ninja ZX-25R Pakai Akrapovic, Knalpot Hampir Rp 20 Juta, Tenaga Bawah Kuat

Tinggi jok juga hanya 785 mm, bagi yang berpostur 170 cm jadi bisa menapakkan kedua kaki dengan mudah, ketika di kemacetan jadi tak perlu kesulitan.  

F. Yosi/otomotifnet.com
Footstep letaknya rendah dan lebih maju dari jok, bikin posisi kaki lebih santai

Posisi duduknya kompromi antara racy dan harian, karena walaupun setangnya cukup rendah (underyoke) dan sudutnya cukup nekuk ke bawah sehingga badan cukup menunduk, tapi posisi kaki tak terlalu nangkring, jadi lutut masih nyaman.

Efeknya yang agak pegal hanya pergelangan tangan, itu juga terasa saat masa adaptasi saja dan jika sambil menggendong tas, karena lengan harus menahan beban.

Untuk menguranginya, bisa diakali dengan kaki menjepit tangki, jadi beban terbagi.

Baca Juga: ZX-25R Standar Pasang Paddock Spool, Parkir Keren Ala Motor Balap

 

Punya berat 182 kg untuk tipe ABS SE, ZX-25R lebih berat 15 kg dibanding Ninja 250.

Meski begitu, handling masih lincah bahkan saat dikendarai tidak terlalu menguras tenaga.

Handling lincahnya ini ditunjang kedua sokbrekernya yang istimewa.

Upside down tipe Separate Function front Fork - Big Piston (SFF-BP) 37 mm punya redaman yang sangat baik.

Masih terasa empuk tapi juga stabil ketika diajak melahap tikungan kencang dan melakukan pengereman keras.

F. Yosi/otomotifnet.com
Monosok dengan konstruksi horizontal back-link punya redaman yang lembut tapi stabil

Monosok berkonstruksi Horizontal Back-link juga berperan penting.

Dibekali 5 tingkat setelan preload, ternyata setelan standar yang ada di tingkat 2 masih terasa terlalu empuk untuk pengendara 60 kg, solusinya perlu naik 1 tingkat.

Karena terlalu empuk, kalau melewati jalan dengan lubang besar kadang bottoming.

Tapi redamannya yang juga padat dan lembut tetap memberi kestabilan yang baik, mantap deh!

Baca Juga: ZX-25R Standar Aman Pakai Frame Slider, Dibanderol Rp 500 Ribuan Aja

Bicara pengereman, khususnya depan performanya istimewa.

Cakram semi-floating 310 mm diapit dengan kaliper radial mount 4 piston ini performanya betul-betul paten!

Cukup tekan dengan 1 jari maka kecepatan ZX-25R akan turun drastis seketika.

Fitur ABS juga canggih. Jika biasanya ABS bekerja ketika roda sudah terkunci, di ZX-25R sudah aktif sebelum roda mengunci.

Jadi modul ABS seperti sudah memprediksi bahwa roda tersebut akan mengunci.

F. Yosi/otomotifnet.com
Knalpot model underbelly bikin center of gravity ZX-25R sangat baik, membuat handlingnya lebih stabil

Fitur & Teknologi

Ketika dipakai malam hari, pancaran lampu utamanya ternyata cukup tebal. Jadi bisa menerangi jalan dengan baik.

Tapi tetap saja karakter lampu LED punya jarak lampu jauh dan dekat yang tidak terlalu berbeda. Jadi lampu jauhnya hanya menebalkan lampu dekat. 

Oiya lampu utama ZX-25R bisa disetel secara terpisah kanan dan kiri, lalu setelannya bisa naik turun, juga ke kanan dan kiri.

Baca Juga: Kawasaki Ninja ZX-25R Ditawari Knalpot Racing, Mulai dari Rp 7 Jutaan

Selama perjalanan, memantau kinerja mesin dengan melihat spidometer terlihat mudah dan jelas.

Ini karena angkanya berukuran besar, jadi melirik sedikit saja sudah jelas.

Apalagi takometernya masih jarum, jadi tahu persis putaran mesin ada di rpm berapa. Ada juga gear position, pengukur kecepatan dan lainnya.

Untuk sehari-sehari yang biasanya sering dilihat ada jam dan temperatur mesin.

Oiya, yang beda dengan motor 250 cc kebanyakan adalah ada lampu yang berkedip saat tidak dinyalakan, yaitu penanda immobilizer aktif, yang merupakan fitur keamanan ZX-25R.

F. Yosi/otomotifnet.com
Lampu utamanya punya pancaran cahaya yang tebal, sorotnya bisa diatur terpisah

Baca Juga: New NMAX Kolongnya Lebih Bersih, Pasang Hugger Gak Sampai Rp 200 Ribu

Fitur yang juga begitu terasa saat harian adalah assist & slipper clutch.

Selain mampu mereduksi efek deselerasi, fitur ini juga membuat kopling sangat empuk.

Buat macet-macetan dijamin jari tangan kiri bebas pegal, walaupun harus sering main setengah kopling!

Makin asyik karena ada fitur quick shifter, yang bisa bekerja sejak 2.500 rpm, tapi terasa lebih halus dan optimal ketika di atas 4.000 rpm.

Dengan adanya quick shifter, pengendara gak perlu menekan kopling maupun menurunkan gas ketika menaikkan gigi, tinggal congkel saja maka gigi pindah dengan halus dan putaran mesin hanya turun sedikit.

Baca Juga: Lampu New NMAX Jadi Full LED, Bisa Ganti Warna, Harga Rp 1 Jutaan

Begitu juga saat turun gigi, tinggal injak tuas persneling tanpa perlu menekan kopling, maka gigi turun dengan diiringi auto blipper. Jadi seperti motor balap tapi di jalan raya kan!

PERFORMA

Saat pengetesan di sirkuit, putaran mesin wajib dijaga di atas 10.000 rpm agar bisa merasakan ‘muntahan’ tenaga dari ZX-25R.

Karakter tersebut merupakan khas mesin overbore yang kuat di putaran menengah ke atas. ZX-25R punya diameter piston 50 mm dengan stroke hanya 31,8 mm.

Bagaimana impresinya ketika dipakai harian? Ternyata gak lemot-lemot banget kok! Asalkan dijaga di atas 6.000 rpm, karena di bawah itu dorongan torsi terlalu smooth.

F. Yosi/otomotifnet.com
Ram air bikin putaran atas ZX-25R di kecepatan tinggi lebih kuat

Jadi kalau harian pasnya bermain di 6.000 sampai 10.000 rpm.

Memang sih ketika 8.000 rpm menunju 10.000 rpm masih terasa agak lambat, tapi untuk menyalip-nyalip masih mudah.

Baca Juga: Vespa Sprint Bisa Pakai Sokbreker Elektrik, Setting Cukup Pencet Remot

Dan seperti yang dirasakan di sirkuit, setelah 10.000 rpm tenaga ZX-25R dimuntahkan sampai limiter di 17.000 rpm.

Tenaga seakan tak ada habisnya, karena didukung rasio gigi yang rapat, malah gigi 6 pun ternyata bukan overdrive (28/27).

Asyiknya nih, di putaran atas selain ngacir, suara ngorok dari throttle body yang begitu keras juga menambah kesan sporty.

Bisa bikin senyum-senyum sendiri deh. Benar-benar rasa motor balap tapi di jalan raya!

Baca Juga: Selain Canggih, X2E Untuk Vespa Bisa Request 10 Warna Pilihan

Penasaran seberapa cepat akselerasi saat diukur pakai Racelogic?

Untuk mencapai kecepatan 0-60 km/jam hanya dibutuhkan waktu 2,5 detik, bahkan 0-100 km/jam 5,4 detik saja.

Sebagai pembanding, Honda CBR250RR sebagai 250 cc 2 silinder tercepat catatan waktunya 0-60 km/jam 2,8 detik dan 0-100 km/jam 6,2 detik.

OTOMOTIF
Nih rekor top speed yang didapat, 192 km/jam!

Top speed juga pecah rekor dibanding saat di Sentul yang dapat 186 km/jam?

Dites di lintasan sekitar 1,5 km, angka spidometernya kali ini mentok di angka 192 km/jam, sedang di Racelogic tertera 183 km/jam.

Berarti deviasinya hanya 9 km/jam atau 4,9% saja! Kencang!

Hasil pengetesan akselerasi dan top speed bisa dirasakan efek dari adanya ram air, yang membuat putaran atas ZX-25R di kecepatan tinggi tetap terasa kuat.

Baca Juga: Yamaha Aerox 155 Pakai Sprint Filter, Tenaga Meningkat Sampai 1 Dk!

Angka 192 km/jam tersebut mendekati angka mentoknya jika digeber di dyno, yaitu 195 km/jam.

Terdapat 2 pilihan power mode di ZX-25R, ada Full dan Low. Menggantinya dengan menekan tombol select tapi gas harus posisi tertutup.

Di mode Low tenaga yang keluar hanya 65%, dan terasa ada delay antara bukaan gas respons mesin.

Karakter motor jadi lebih smooth, cocok digunakan ketika cruising santai, saat berboncengan, atau saat melewati kondisi jalan licin.

Baca Juga: Yamaha WR 155R Jadi 205 cc, Torsi Lebih Nendang, Biaya Rp 15 Jutaan

Sportisi Motorsport
Ini hasil dyno ZX-25R, beda mode Full dan Low

F. Yosi/otomotifnet.com
Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R

Kawasaki Traction Control (KTRC) ada 3 pilihan level dan bisa dimatikan. Level 3 paling sensitif, 1 intervensi paling sedikit.

Pada praktiknya untuk harian, pakai level 1 juga cukup, mengingat torsi ZX-25R di putaran rendah tidak terlalu besar, jadi kemungkinan roda belakang selip saat buka gas kecil.

Bertenaga dan kencang, tapi ada yang perlu dimaklumi dari mesin 4 silinder, tentu saja suhunya yang sering bermain tinggi.

Untuk kondisi siang hari yang banyak stop and go temperatur mesin bermain di angka 96° C sampai 103° C.

F. Yosi/otomotifnet.com
Radiator cukup besar untuk mendinginkan mesin ZX-25R

Baca Juga: NMAX Tenaganya Lebih Nendang, Modal Rp 600 Ribu Tanpa Bore Up

Kipas radiatornya mulai hidup di 100° C dengan embusan yang cukup kencang. Tapi kalau jalan konstan jarang berhenti suhunya bisa bermain di bawah 95° C, bahkan saat hujan bisa di bawah 90° C.

Panasnya mesin cukup terasa di kedua paha dan betis, maklum 4 silinder brooo…

KONSUMSI BENSIN

Empat buah silindernya punya perbandingan kompresi 11,5:1. Sebaiknya memang pakai bensin dengan angka RON 95, namun selama pengetesan diisi yang lebih mudah dicari, RON 92.

Dan ternyata masih aman, tak ada gejala ngelitik. 

Baca Juga: aRacer RC Super2 untuk Vespa Sprint, Setting Lebih Akurat, Harga Rp 6 Jutaan

Setelah dikendarai sekitar 400 km, average fuel consumption di spidometernya menunjukkan angka 19,8 km/liter.

Lumayan rakus untuk mesin 250 cc, namun sesuai dengan performanya!

TES DYNO

Ninja ZX-25R juga diajak berlari-lari di atas mesin dyno Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport di Rawamangun, Jaktim.

Untuk melihat tenaga dan torsi di roda, baik di mode Full maupun Low.

Hasilnya tenaga maksimal pada mode Full 41,62 dk di 15.840 dk dengan torsi 19,24 Nm pada 14.970 rpm.

Jika melihat grafiknya, benar saja kalau tenaganya sedikit drop di 8.000 rpm menuju 10.000 rpm. Setelah itu meluncur naik hingga limiter yang ternyata hanya di 17.000 rpm.

Sportisi Motorsport
Ini hasil dyno tenaga Kawsaaki Ninja ZX-25R

Baca Juga: Yamaha FreeGo Dimodifikasi, Sok Upside Down, Akselerasi Nampol

Di mode Low, putaran bawahnya sama dengan mode Full, bedanya di 10.000 rpm tenaga langsung drop.

Tenaga maksimalnya hanya 32,90 dk di 14.950 rpm dan torsi 17,84 Nm di 11.250 rpm.

Yang perlu diingat, tes dyno ini dilakukan dengan metode WOT atau Wide Open Throttle atau gas dibejek mentok.

Jadi aktualnya saat dipakai harian bisa sedikit berbeda.

Selain itu, ram air tak dapat dorongan udara dari depan, karena saat di-dyno diam di tempat, walaupun ada kipas pendingin dari depan tapi tentu tak sekuat jika melaju.

 

Data tes:

0-60 km/jam: 2,5 detik

0-80 km/jam: 3,9 detik

0-100 km/jam: 5,4 detik

0-100 meter: 5,9 detik (@105,1 km/jam)

0-201 meter: 9 detik (@128,3 km/jam)

0-402 meter: 14,1 detik (@153,6 km/jam)

Top speed di spidometer: 192 km/jam

Top speed di Racelogic: 183 km/jam

Konsumsi bensin: 19,8 km/liter

 

Data spesifikasi:

Tipe mesin: 4 langkah 4 silinder segaris DOHC 16 katup

Bore x stroke: 50,0 x 31,8 mm

Kapasitas mesin: 249,8 cc

Rasio kompresi: 11,5:1

Pengabutan: Fuel Injection Ø 30 mm x 4

Tenaga maksimal: 49,5 dk (50 ps) @15.500 rpm

Tenaga maksimal dengan ram air: 50,5 dk (51 ps) @15.500 rpm

Torsi maksimal: 22,9 Nm @14.500 rpm

Sistem pelumasan: Forced wet sump

Pengapian: Digital

Starting system: Electric

P x L x T: 1.980 x 750 x 1.110 mm

Jarak sumbu roda: 1.380 mm

Jarak terendah: 125 mm

Tinggi jok: 785 mm

Bobot: Standard 180 kg, ABS SE 182 kg

Kapasitas tangki bensin: 15 liter

Transmisi: 6 percepatan

Sistem kopling: basah multi-disc manual

Tipe sasis: Trellis high-tensile steel

Suspensi depan: upside down Ø37 mm inverted fork (SFF-BP) with top out spring

Suspensi belakang: horizontal back-link gas-charged shock with spring pre-load adjustability

Jarak main roda depan: 120 mm

Jarak main roda belakang: 116 mm

Rake: 24,2°

Trail: 99 mm

Steering angle: 35°/35°

Ban depan: 110/70R17 M/C (54H)

Ban belakang: 150/60R17 M/C (58H)

Rem depan: single semi-floating disc 310 mm, radial mount monobloc opposed caliper 4 piston

Rem belakang: single disc 220 mm caliper 1 piston

Final reduction ratio: 48/14