Otomotifnet.com - Superbike terbaru dari Honda yang belum lama ini dipasarkan, CBR1000RR-R FireBlade ternyata bisa dikasih bensin dengan oktan 90, kok bisa?
Padahal jika melihat data spesifikasinya, CBR1000RR-R ini punya rasio kompresi yang tinggi, yaitu 13,0:1.
Angka segitu, tentu lebih pasnya pakai sekelas Pertamax Turbo, yang punya kadar oktan 98.
Namun, jika melihat label perhatian di atas tangkinya, tertera salah satunya lambang bensin dengan angka 90+, artinya bisa pakai Pertalite atau lebih tinggi.
Baca Juga: Aprilia RSV-4 Sampai Yamaha YZF-R1 Seken, Ada Unit Langka, Lokasi Showroom Unik
Menurut Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM), semua big bike yang dipasarkan PT AHM memang sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
“Makanya sekarang ada kode sendiri untuk Indonesia, yaitu IN,” terang Endro.
Benar saja, ketika OTOMOTIFNET membuka salah satu buku manual big bike Honda, yaitu Gold Wing, tertera kode IN untuk Indonesia.
“Jadi bahan bakar yang cocok bisa dilihat di setiap buku manual pemilik,” ungkap Endro yang kini berkantor di Astra Honda Motor Safety Riding and Training Center (AHMSRTC) di Cikarang, Bekasi, Jabar.
Kok bisa sebuah CBR1000RR-R pakai Pertalite? Menurut Endro salah satunya karena ada knocking sensor, sehingga ignition timing akan otomatis bergeser jika terjadi detonasi.
Meski bisa menenggak Pertalite atau Pertamax, tentu tetap lebih baik pakai bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai dengan rasio kompresinya, agar performa maksimal tercapai.
Bicara performa, CBR1000RR-R ini punya tenaga maksimal yang tak main-main, 160 kW alias sekitar 215 dk di 14.500 rpm dan torsi 113 Nm di 12.500 rpm.
Di kelas superbike satu liter N/A (naturally aspirated) bikinan Jepang, tenaga CBR1000RR-R saat ini jadi yang terbesar.
Konfigurasi mesin CBR1000RR-R ini 4 silinder segaris, DOHC 16 katup berpendingin cairan, dengan transmisi 6 percepatan.
Kapasitas mesin 1.000 cc yang didapat dari bore x stroke persis RC213V-S, yaitu 81 x 48,5 mm.