Di samping itu, nilai ekspor sektor industri pada Januari-September 2020 menembus USD 94,36 miliar, dan menghasilkan neraca surplus sebesar USD 8,8 miliar.
Tiga sektor yang menyumbang devisa terbesar, yaitu industri makanan (USD 21,31 miliar), industri logam dasar (USD 16,96 miliar), serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD 9 miliar).
Industri pengolahan mampu tumbuh positif pada triwulan III tahun 2020 sebesar 5,69% dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Meskipun secara tahunan (y-on-y) sektor manufaktur terkontraksi 4,02 persen, namun lebih baik jika dibandingkan triwulan II-2020 yang terkontraksi 5,74%.
Baca Juga: Industri Otomotif Indonesia Terbesar di ASEAN, Berkontribusi 32 Persen
“Industri pengolahan menunjukkan recovery dan rebound pada triwulan III-2020 dibandingkan triwulan sebelumnya."
"Kalau dibandingkan per triwulan, hampir seluruh sektor Industri mengalami pertumbuhan positif,” imbuhnya (5/11).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor yang tumbuh positif di kuartal III-2020 antara lain industri alat angkutan (17,48%), industri logam dasar (10,73%), serta industri barang logam.
Mencakup komputer, barang elektronik, optik, peralatan listrik (8,11%), industri karet, barang dari karet dan plastik (7,52%), serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional (5,69%).
“Kalau dilihat secara tahunan, industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh paling tinggi hingga 14,96%,” ungkap menperin.
Pertumbuhan sektor ini didukung oleh peningkatan produksi obat-obatan, multivitamin dan suplemen untuk memenuhi permintaan domestik dalam menghadapi wabah Covid-19.