Pelabuhan Patimban Bakal Diresmikan Presiden Jokowi Dalam Waktu Dekat

Harryt MR - Minggu, 22 November 2020 | 21:20 WIB

Kunjungan Menhub Budi Karya Sumadi ke Pelabuhan Patimban, Kab Subang, Jawa Barat (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - Seperti diketahui Pelabuhan Patimban, Subang, Jabar diproyeksikan bakal berperan dalam mendongkrak daya saing industri otomotif nasional, ataupun perdagangan internasional.

Pasalnya Pelabuhan Patimban ini, bakal diposisikan sebagai pintu gerbang utama dalam proses bongkar muat ekspor dan impor.

Oleh karenanya Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengintruksikan untuk mempercepat pembangunan pelabuhan tersebut, serta dikabarkan bakal meresmikan dalam waktu dekat.

”Kami berpendapat, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat akan diluncurkan Bapak Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat,”

Baca Juga: Kemenperin Genjot Pengembangan Baterai Listrik, Termasuk Daur Ulang

”Tentunya memiliki nilai yang sangat penting bagi pengembangan industri otomotif nasional,” tutur Achmad Sigit Dwiwahjono, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (20/11/20).

Pelabuhan Patimban juga diproyeksikan akan memberikan beragam manfaat bagi perekonomian pusat maupun daerah, melalui peningkatan pajak dan pendapatan negara sebagai dampak meningkatnya konsumsi dan produksi.

Masih menurut Sigit, Pelabuhan Patimban didedikasikan untuk menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global.

”Diharapkan operasional Pelabuhan Patimban dapat membangkitkan optimisme perusahaan industri dan pelaku usaha lainnya, terkait pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan aktifitas ekspor-impor, serta peningkatan produksi dan konsumsi dalam negeri,”

”Kami mengajak seluruh pelaku industri otomotif baik pabrikan kendaraan bermotor, produsen komponen dan sparepart, sampai ke industri bahan baku untuk dapat menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis,”

“Dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga pelabuhan ini dapat menjadi pusat perdagangan internasional,” imbuh Sigit.

Sigit optimis, keberadaan Pelabuhan Patimban bakal mendongkrak daya saing industri otomotif di tanah air.

Apalagi, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.

“Saat ini, ada 19 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar Rp 93,22 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun,”

Baca Juga: Industri Otomotif Terus Digenjot, Kontribusi di ASEAN Capai 32 Persen

“Dan menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” beber Sigit.

Selain itu, kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.

Pada Januari-September 2020, ekspor kendaraan CBU (Completely Build Up) sebanyak 155,25 ribu unit atau senilai Rp 28,20 triliun.

Kemudian ekspor kendaraan CKD (Completely Knock Down) sebanyak 34,72 ribu set atau senilai Rp 1,10 triliun, dan pengapalan komponen sebanyak 40,36 juta pieces atau senilai Rp 15,20 triliun.

“Dalam program Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Bapak Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018, sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan akan menjadi pemain global dan ekspor hub kendaraan bermotor,”

“Baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau ICE (Internal Combustion Engine), maupun kendaraan listrik atau EV,” sambungnya lagi.

Pemerintah, Sigit melanjutkan, menargetkan produksi kendaraan listrik pada 2025 sebesar 20% dari total produksi nasional.

Dimana angka 20% termasuk di dalamnya adalah Hybrid Vehicle, Plug in Hybrid Vehicle, Battery Electric Vehicle, dan Fuel Cell Electric Vehicle.

Baca Juga: Kemenperin Rampungkan Regulasi Kendaraan Listrik, Turunan Perpres 55

Target tersebut akan dapat mendukung pencapaian target pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), sebesar 29% pada tahun 2030 (atas upaya sendiri).

serta menarik investasi di sektor industri komponen utama (baterai, motor listrik dan power control unit) yang memiliki valuasi/nilai ekonomi sangat tinggi, dan mendorong hilirisasi bahan baku baterai di Indonesia.