Otomotifnet.com - Pemerintah Indonesia memang sedang gencar membentuk industri kendaraan listrik, salah satunya dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Mendukung Perpres ini, beberapa pabrikan motor dan mobil sudah mulai sibuk melaunching dan memasarkan kendaraan elektrifikasi andalannya.
Untuk mendukung industri kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah sudah menyiapkan beragam insentif fiskal maupun nonfiskal mulai Oktober 2021 mendatang.
Di balik gencarnya pemerintah dan pabrikan soal program percepatan kendaraan bebasis baterai, tentunya banyak pertanyaan soal apakah infrastruktur di Tanah Air sudah siap?
Baca Juga: Gesits Cara Ngecas Baterainya Khusus, Asal Colok Enggak Ngisi, Begini Urutannya
Menanggapi hal ini, Riyanto, Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat UI (LPEM UI) memberi pandangan, kalau motor listrik yang lebih mudah diserap ketimbang mobil listrik.
Tanggapan Riyanto salah satunya berdasarkan harga motor listrik bisa dibilang masih ramah di kantong dan bisa dibeli oleh masyarakat menengah ke bawah.
Misalkan, Gesits Rp 25 jutaan, Viar Q1 Rp 18 jutaan, Honda PCX Electric Rp 100 jutaan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Bandingkan dengan mobil eletrifikasi seperti Hyundai Ioniq Rp 560 jutaan, Nissan Kick Rp 449 jutaan, Outlander PHEV 2.4L Rp 1,294 milyar, Corolla Cross Hybrid Rp 497,8 juta hingga BMW i8 Roadster Rp 3,989 milyar.