"Misal kalau pakai klep in 30 mm, kan lubang port nya gak 30 mm, biasanya 27 mm. Habis itu di TB kan ada hambatan butterfly valve, biasanya tebel butterfly valve ini 3 mm. Jadi kalau TB 30 mm, efektifnya kan 27 mm juga," rinci pria yang bengkelnya ada di bilangan Bekasi, Jabar ini.
Sedangkan untuk Maxi Series, Yoga Motoshop (YMS) yang ada di bilangan Ciracas, Jaktim jadi yang cukup rajin mengganti TB.
“Untuk 125 cc sampai 155 cc, biasa kita reamer TB standarnya dari 28 mm jadi 31 mm. ini udah sanggup buat maksimalin power mesin standar sampai bore up 183 cc.”
“Kalau mesinnya udah lebih dari 183 cc, tentu pakai diameter TB di atas 31 mm. Sedangkan XMAX dari TB standar 32,9 mm, kita reamer sampai 41 mm. Power kerasa beda signifikan meskipun kondisi standar,” rinci Yoga Ningrat owner YMS yang menerima trade in TB reamer dengan TB standar dengan harga mulai dari Rp 320 ribu.
Cara terakhir untuk menentukan TB yang digunakan terlalu besar atau kekecilan bisa dilihat saat diuji menggunakan mesin dyno.
Baca Juga: Honda PCX 150 dan ADV 150 Disediakan Throttle Body Reamer, Rp 2 Juta Tinggal Pasang
“Sementara ini metode yang saya lakuin buat lihat TB kegedean atau enggak dengan 2 kali run dyno. Run pertama full throttle, run kedua bukaan gas cuma 80%, kalau pas 80% hasil tenaga atau torsi gak berubah, berarti kegedean.”
“Kalau pas bukaan gas 80% tenaga atau torsi turun banyak, berarti antara kekecilan atau pas. Kalau buat balap mending agak kegedean dari pada kekecilan karena selalu full throttle, tapi kalau daily yang kepakai low end rpm, mending TB agak kecilan,” sahut Muhammad Saiful Bahri dari bengkel dyno Farm Tunning di Jl. Pertanian I No. 88B, Lebak Bulus, Jaksel.
Nah sudah kebayang kan cara cari patokan dalam menentukan diameter TB?