Otomotifnet.com - Tiap pabrikan motor selalu berinovasi menciptakan terobosan di berbagai sektor, tujuannya tentu untuk meningkatkan nilai produk, sehingga disukai oleh konsumen dan jadi laris.
Salah satunya adalah teknologi pelapisan dinding atau liner silinder.
Hampir semua pabrikan memiliki teknologi khusus untuk dinding silinder, jenisnya bisa beda-beda, namun dengan tujuan yang sama.
Untuk memperkuat dan meminimalisir gesekan, sehingga membuat silinder lebih cepat melepas panas dan awet.
Menurut Rahadi Wibowo, Kepala Bengkel BMW Motorrad Puri, Jakbar, teknologi pelapisan ini secara garis besar ada 3 macam.
Baca Juga: Honda Vario 125 Generasi Pertama Korter Blok Silinder, Saran Aman 54 mm Saja, Meski Bisa Lebih
Yang pertama pelapisan secara elektronik. Kedua, ada Nikasil, yaitu silinder aluminium yang dindingnya dilapis silicon carbide atau ceramic yang ditambah nikel.
“Ketiga ada DiASil, mirip Nikasil tapi bahan silindernya sendiri sudah ada silicon carbide atau ceramic dan nikel, lalu dicetak dan dikorter,” terangnya sambil menyebut kalau di BMW pakai yang Nikasil.
Dari 3 jenis tersebut, tiap pabrikan beda-beda jenis dengan nama masing-masing. Apa saja?
KAWASAKI: SUPER ELECTROFUSION CYLINDER
Kawasaki pakai yang jenis elektronik, yang diberi nama Super Electrofusion Cylinder.
Teknologi ini bisa ditemui di mesin Kawasaki Ninja 150 cc 2 tak, seperti Ninja 150R maupun Ninja 150 RR.
Baca Juga: Permukaan Blok Silinder Bisa Tak Rata Karena Overheat, Kalau Dibiarkan Efeknya Buruk
Sesuai namanya yang ada unsur electro, proses pelapisan dinding liner ini memang memafaatkan tegangan listrik yang besar.
Caranya diawali dengan meletakkan kawat atau kabel di titik tengah poros liner. Kawat yang digunakan ini berbahan molybdenum atau high carbon steel.
“Kawat itu dialiri arus listrik beberapa belas ribu watt. Nanti kawatnya meledak dan melapisi seluruh bagian boring."
"Tapi habis itu tetap ada proses honing biar boring alus. Ini juga yang bikin boring Ninja 2 tak walupun baru tapi terlihat ada pori-porinya,” ujar Syachrul Fajri dari Betawi Racer. Dengan begitu oli bisa masuk ke pori-pori sehingga minim gesekan.
Proses peledakan tersebut dilakukan selama beberapa kali sampai merata di seluruh dinding liner.
“Hasil dari proses ini akan ada lapisan yang sangat tipis, cuma sehelai rambut. Tapi bisa dibilang ini lebih kuat dibanding DiASil,” lanjutnya.
Baca Juga: Boring Diesel Favorit Ditanam ke Blok Silinder Bore Up, Terkenal Tahan Gempur
Sayangnya dengan teknologi ini terbilang mahal, “Blok Ninja 2 tak aja udah mau Rp 3 jutaan, kalau diterapin ke yang 2 silinder atau 4 silinder pasti harganya tinggi banget,” sambung Saprol yang pernah bekerja di Kawasaki selama 15 tahun, makanya hafal teknologi Kawasaki.
YAMAHA: DIASIL CYLINDER
Motor-motor Yamaha juga memiliki teknologi untuk blok silinder, yang diberi nama DiASil yang merupakan kepanjangan dari Die casting Aluminium silicon Alloyed.
Tenar sejak Yamaha Jupiter MX 135 lalu V-Ixion.
“DiASil cylinder memiliki daya tahan yang tinggi, sangat cocok digunakan untuk mesin dengan performa tinggi."
"Dibuat dari campuran aluminium silikon diproses teknologi modern die casting, sehingga lebih tahan gesekan,” papar Ridwan Arifin, Service Education, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Motor-motor Yamaha yang menyematkan fitur ini cukup banyak. Seperti FreeGo, Gear 125, NMAX 155, Aerox 155, WR 155R, MT-15, V-Ixion, R15, sampai R25.
Baca Juga: Yamaha Nouvo Bore Up Jadi 130 Cc, Blok Silinder Bawaan Saran Ditanam Liner Diesel
Keunggulan lain dari DiASil ini adalah bobot yang lebih ringan, karena menggunakan aluminium.
“Juga bisa menghasilkan minimum clearance, sehingga menjaga kompresi dengan baik, low vibration, suara mesin lebih halus, tahan gesekan, dan tahan panas,” rincinya saat dihubungi OTOMOTIF.
SUZUKI: SCEM
Pabrikan berlogo S pun memiliki teknologi pelapisan dinding silinder, yaitu SCEM, kepanjangan dari Suzuki Composite Electrochemical Material.
Teknologi jenis elektronik ini cukup lama digunakan, mulai dari Suzuki Spin hingga Satria F150 dan GSX-R150 series.
“SCEM merupakan teknologi untuk merekayasa dinding silinder yang kuat dan tahan lama."
"Maksud merekayasa adalah menciptakan dinding silinder dengan proses produksi silinder tanpa memakai sleeve dari besi,” sebut Victor Assani, 2W Service Area Manager, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Baca Juga: Dinding Blok Silinder Motor 2-tak Menipis, Liner Bisa Diganti, Ini Penjelasannya
“Silinder alloy casting diproses machining dan ditambahkan material dengan proses electro plating dengan ketebalan yang sudah disyaratkan pada area boring silinder,” lanjutnya.
Dalam proses tersebut, menghasilkan dinding liner yang sangat kuat namun tipis.
“Dan keunggulan lain metode ini adalah lapisan yang tipis dan ringan serta gampang untuk melepaskan panas di mesin,” tambahnya.
AFTERMARKET
Bukan hanya pabrikan, produsen aftermarket juga menerapkan teknologi pelapisan silinder pada produk jualannya.
Secara teknologi seperti teknologi pabrikan, namun dengan istilah masing-masing.
CERAMIC
Teknologi lain pada blok silinder adalah ceramic. Namun blok silinder ceramic ini umumnya banyak ditemui pada motor dengan kapasitas mesin besar, OTOMOTIF pernah lihat ada pada Kymco Downtown 250i.
Baca Juga: Blok Yamaha RX-King Y-1 Tidak Orisinal Ketahuan, Bengkel Spesialis Beberkan Ciri-cirinya
Namun, sekarang ini banyak juga produsen part aftermarket yang membuat blok silinder ceramic untuk beragam model, mulai dari skutik 125 cc hingga sport 150 cc, salah satunya adalah Bintang Racing Team (BRT).
“Jadi terbuat dari percampuran besi dan aluminium, kemudian dilapis dengan ceramic."
"Keunggulannya jadi lebih keras, lebih kuat menahan panas, dan lebih cepat melepas panas,” jelas Thomas William, tuner dari Reisen Motoshop salah satu bengkel rekanan BRT.
Sifat ceramic menurutnya mudah menyerap juga melepas panas, tentunya akan membuat suhu blok silinder lebih terjaga.
“Efeknya performa mesin bisa dimaksimalin, soalnya panas mesin bisa cepet terbuang ke udara. Jadi bisa bikin motor high performance,” tambahnya.
Baca Juga: Blok Silinder Yamaha RX-King Diburu, Kode Y-1 Langka, Tembus Rp 20 Juta
CARBON
Yang tidak kalah ketinggalan adalah teknologi carbon pada liner di blok silinder, salah satu spesialisnya adalah JP Racing yang berada di bilangan Ruko Bavaria, Gading Serpong, Tangerang.
Namun untuk boring jenis ini peruntukannya untuk modifikasi yang lebih extreme, baik untuk dipakai balap maupun trabas.
“Bahannya didukung Carbon Steel Alloy Casting (CSAC), tidak memuai sehingga tidak bikin ngejim," jelas Ike Koerniawan Santausa owner JP Racing.
Menurutnya liner biasa akan memuai seiring tingginya suhu mesin saat digeber terus-menerus, ini yang bikin clearance piston dengan liner semakin rapat, sehingga bisa mengakibatkan piston macet.
Baca Juga: Motor Matik Blok Silinder Baret, Bisa Dikorter, Ada Batasan Maksimal
“Ada 8 macam karbon. Sifat karbon ini mengikat logam, sehingga lebih kuat karena mempunyai sifat mengikat."
"Karena tahan muai, boring JP Liner ini bisa tipis. Untuk drag bike bisa 1 mm dan grass track 1,5 mm," jelas Iwan JP panggilan akrabnya.
Karena keistimewaannya tersebut, liner ini punya harga yang terbilang lebih tinggi dibanding tipe lainnya.
Dibanderol mulai Rp 300 ribu hingga Rp 2,6 jutaan belum termasuk blok silinder dan jasa pasangnya.