Otomotifnet.com - Biasanya mobil kalau jam terbangnya sudah tinggi, pasti performanya akan menurun.
Bisa dirasakan dari kemampuan akselerasinya yang mulai lemot.
Nah, beda dengan Toyota Avanza G 1.3 jebolan 2012 bertransmisi manual 5-percepatan milik Anton Kusuma.
Jujur, OTOMOTIF sampai kaget ketika ngetes akselerasi LMPV sejuta umat milik Anton tersebut.
Baca Juga: Toyota Avanza Harga Turun, Diguyur Insentif PPnBM Dan Diskon, Jadi Segini
Pedal gas diinjak sedikit saja, entakan tenaganya seperti bukan milik low MPV berkapasitas 1.300 cc.
Mungkin kalau hanya menggambarkan entakan tenaga saat akselerasi, belum bisa dianggap sah.
Bagaimana kalau diukur akselerasinya menggunakan alat?
“Silahkan dites langsung aja bos. Ini mesinnya masih standar loh, belum dikorek,” tantang sang pemilik yang berdomisili di Palmerah, Jakarta Barat ini.
Wussss… kami pun ngacir cari jalan lurus yang panjang dan sepi saat tengah malam.
Di tangan pun sudah siap kami jalankan aplikasi pengukur akselerasi.
Wroommmm..wroomm.. suara ngebas halus yang keluar dari muffler custom kemudian terdengar, sebagai tanda siap ancang-ancang untuk mulai start berlari.
Ciicitt..ciiciitt… terdengar bunyi ban belakang berdecit saat akselerasi dimulai.
Begitu juga ketika ganti gigi 2. Uedyann.. gigi 2 masih bisa ngecit cuy!
Sampai akhirnya masuk gigi 4 dan di aplikasi pengukur akselerasi berbasis GPS sudah menunjukkan kecepatan di atas 100 km/jam, lari Avanza milik Anton ini pun kami perlambat.
Kemudian kami berhenti di pinggir jalan untuk melihat hasil pengukurannya.
Buseeett.. tercatat di monitor pengukur akselerasi bernama Drag Racer tersebut, untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dari kondisi diam (0 km/jam), Avanza Anton yang masih pakai mesin lama berteknologi single VVT-i, hanya butuh waktu 11,5 detik.
Padahal bila dibanding hasil tes OTOMOTIF pada Avanza tipe 1.3 G M/T terbaru yang sudah mengusung dapur pacu lebih modern berteknologi Dual VVT-i (1NR-VE), 0 – 100 km/jam diraih dalam 14 detik.
Artinya, mampu dipangkas 2,5 detik. Sadis gak?
Nah, pasti Anda penasaran dengan ubahan yang dilakukan Anton.
“Gue cuma modif header, tabung resonator dan muffler knalpotnya. Lay out header-nya tetap 4-1, namun pipanya pakai yang agak besar dikit dari standarnya,"
"Lalu resonator-nya juga sedikit digedein dan tak lagi pakai katalis,” beber pria kelahiran 1987 ini.
Masih kata Anton, untuk pipa tengahnya tetap pakai bawaan mobil. Namun muffler-nya diganti pakai hasil custom Budi Knalpot di Permata Hijau, Jaksel.
“Tak hanya itu, yang lumayan bikin tarikannya lebih ngacir lagi saat gue aplikasi ground system keluaran AccentWire,” tukasnya.
Bukan hanya satu jenis AccentWire (AW) yang ia gunakan, “Gue pakai lima macam sekaligus, yaitu tipe Select 4, Gahar, Negatif, Coil dan E2RS,” papar Anton.
Untuk tipe Select 4, kabel nomor 1 ditanam di baut throttle body, nomor 2 di baut head cylinder dan nomor 3 di massa bodi.
Sedangkan terminal negatif dan positif-nya ditempel ke kepala aki.
Sementara tipe coil yang modelnya socket to socket untuk mobil Toyota, dipasang pada semua soket koil di tiap-tiap silinder.
Lalu yang tipe negatif dihubungkan ke altenator.
“Nah, untuk yang Gahar dipasang di head cylinder. Kemudian beberapa sensor ditambahkan kabel AW D3, seperti di VVTi sensor, MAF sensor dan lainnya. Sedangkan yang E2RS, dipasang di terminal positif dan negatif aki,” terang Anton.
Tujuan pemakaian beberapa jenis grounding system yang tenar disebut “Kabel Setan” ini, kata Anton untuk memperbaiki arus yang masuk dan keluar dari sensor-sensor, terutama arus negatifnya.
Sehingga sensor-sensor memberikan input yang lebih optimal ke ECU.
Selain itu, juga untuk memaksimalkan arus negatif yang terdapat pada ground, yang efeknya akan lebih memaksimalkan kinerja komponen kelistrikan yang ada di mobil.
“Beda jauh tenaganya dengan sebelum gue aplikasi beberapa AW tersebut,” akunya.
O iya, Toyota Avanza G 1.3 milik Anton ini sangat dikenal loh di kawasan Jalan Asia-Afrika, Senayan. Konon mobil ini cukup sulit ditaklukkan di kelasnya. DiC