Mitsubishi Outlander PHEV Tak Sulit Merawat Baterai, Terisi Penuh Jangan Didiamkan Lama

Rendy Surya - Jumat, 19 Maret 2021 | 09:15 WIB

Mitsubishi Outlander PHEV (Rendy Surya - )

Sementara penggunaan quick charging atau arus tinggi bisa diminimalisir. Apabila hanya bisa menggunakan quick charging, disarankan untuk menggunakan normal-charge setidaknya dua minggu sekali.

"Jika kondisi baterai menunjukkan baterai kosong atau “0”, harus diisi dayanya sampai naik. Atau, mengisi daya dari tenaga mesin dengan mengatur mode power supply ke status 'READY' kemudian tunggu hingga mesin berhenti secara otomatis, selanjutnya matikan mode power supply dari sakelar motor listrik," jelas Boediarto.

Keuntungan lain dari mobil PHEV ini adalah ketika posisi baterai kosong, maka secara otomatis sistem manajemen baterai akan menyalakan mesin yang bekerja untuk mengisi baterai. Dengan begitu dapat mencegah kerusakan pada baterai.

Pengaktifan mesin sebelum baterai kosong ini hanya bisa dilakukan selama kendaraan dalam kondisi hidup dan masih menyimpan bahan bakar di dalam tangki.

Baca Juga: Mitsubishi Triton dan Outlander PHEV Ini Khusus Bantu Korban Bencana Alam

Yosi/Otomotifnet
Mesin Mitsubishi Outlander PHEV

Boediarto juga menyarankan untuk memperhatikan lokasi parkir terutama jika dalam jangka waktu lama.

"Sebaiknya hindari parkir kendaraan PHEV di lokasi dengan temperatur tinggi dan terkena sinar matahari langsung. Pasalnya, lokasi yang panas akan mempengaruhi kapasitas baterai serta masa pakainya."

Bagi pemilik Outlander PHEV bisa melakukan pengisian daya dengan home charger yang sudah menjadi bagian dari paket penjualan.

Pilihan lainnya, bisa mengisi baterai menggunakan mesin dengan memilih Charge Mode yang terdapat di konsol tengah.