Otomotifnet.com - Tak hanya sektor otomotif, pandemi Covid-19 tahun 2020 juga berimbas ke sektor pendukungnya yakni bisnis pelumas.
Sebagai salah satu produsen oli mesin kendaraan, Shell Lubricants Indonesia mengakui kalau bisnisnya cukup menurun pada 2020.
"Bisnis pelumas Shell selama 2020 terjadi banyak sekali kontraksi dan penurunan consumer index. Hal ini berdampak pada jumlah permintaan produk kami di pasaran yang turun dengan jumlah persentase sekitar dua digit," ujar Andri Pratiwa, Director Lubricants Shell Indonesia (26/3/2021).
Namun Andri mengatakan, hal tersebut tak membuat pihaknya berdiam diri dalam mengembangkan bisnisnya.
Baca Juga: Shell Luncurkan Aplikasi SHARE, Manjakan Bengkel Rekanan dan Mekanik
"Tahun 2020 kami manfaatkan dengan inovasi digital dan persiapan diri untuk menghadapi 2021 di mana pola konsumen cukup berubah," ucapnya.
"Langkah ini, kami lakukan karena kami percaya sektor otomotif dan segala sektor industri yang membutuhkan produk pelumas akan semakin membaik," sambungnya.
Andri menyebut, inovasi digital dirasa penting dalam menjalankan roda bisnis produk pelumas asal Belanda tersebut.
"Karena sekarang bisnis banyak berjalan lewat aktivitas digital, kami meluncurkan Shell Lubricant Solutions sebagai solusi kebutuhan informasi soal perawatan mesin, pengetahuan tren industri, hingga berbagai tantangan teknis yang berkaitan dengan produk pelumas kami," ungkapnya.
Baca Juga: Shell Cari Mitra Bisnis, Modal Rp 500 Juta, Tanah, Bangunan dan Peralatan Dipinjami
Sebagai informasi, Shell juga sempat melakukan perluasan pabrik pelumas berskala internasional di Marunda, Bekasi, Jawa Barat.
Perluasan pabrik sebesar 9 hektar ini, diklaim mampu memproduksi 300 juta liter produk pelumas setiap tahun.
Investasi perluasan pabrik Shell tersebut, diyakini untuk memenuhi permintaan pasar pelumas dalam negeri sekaligus langkah pengembangan industri hilir di Indonesia.