Produksi Mobil Baru Honda Terhambat, Dampak Krisis Semikonduktor Ditambah PPnBM

Ignatius Ferdian,Harun Rasyid - Selasa, 15 Juni 2021 | 21:45 WIB

Honda Brio RS Urbanite Edition di ruangan showroom milik PT Honda Prospect Motor (HPM) (Ignatius Ferdian,Harun Rasyid - )

Otomotifnet.com - Produksi mobil di Tanah Air kena dampak adanya krisis komponen semikondukter yang melanda para produsen mobil di dunia.

Salah satu produsen mobil di Indonesia yang merasakan dampak krisis komponen tersebut adalah PT Honda Prospect Motor (HPM).

Yusak Billy, Business Innovation and sales & Marketing Director HPM mengakui, produksi mobil baru Honda di Indonesia cukup terganggu karena krisis chip tersebut.

"Ya, produksi kami cukup terhambat. Inden juga terjadi di beberapa daerah, bahkan hingga Juli sampai Agustus 2021. Tapi untuk model dan tipenya berbeda-beda di tiap daerah,” ujarnya saat konferensi virtual beberapa waktu lalu.

Billy mengatakan, pihaknya sedang berupaya memaksimalkan produksi mobil baru Honda sesuai dengan ketersediaan komponen yang didistribusikan pemasok.

Baca Juga: Honda Civic Hatchback Facelift Makin Bikin Penasaran, Tanggal Peluncuran Disebar

Otomotif.Kompas.com
Ilustrasi chip semikonduktor

"Kalau ada masalah produksi di satu model karena chip semikonduktor, kami bisa mengalokasikan produksi ini pada model lainnya," terangnya.

Selain itu Billy menambahkan, inden yang terjadi untuk mobil baru Honda di beberapa wilayah, tidak hanya dipengaruhi oleh krisis komponen semikonduktor.

"Terhambatnya produksi kami bukan semata-mata karena chip semikonduktor, tapi juga akibat relaksasi PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) yang membuat permintaan unit dari konsumen naik sangat tinggi," tutupnya.

Melansir Reuters pada 16 Mei lalu, krisis semikonduktor berdampak pada 100 ribu mobil baru dari Honda.

Baca Juga: Honda Brio Satya Laris Manis di Bulan Mei, Klaim Kuasai Segmen LCGC

Seiji Kuraishi, Executive Vice President Honda Motor Company di Jepang menyatakan krisis tersebut sudah terasa dampaknya bagi Honda sejak tahun 2020.

"Kami memperkirakan dampak krisis semikonduktor ini baru selesai pada akhir 2021 mendatang," ucap Kuraishi yang dikutip dari Reuters.