Otomotifnet.com - Jalan di dalam kota Bandung, Jawa Barat kemungkinan akan diterapkan sistem ganjil genap.
Saat ini tengah proses pengkajian oleh Satlantas Polrestabes Bandung dan Dinas Perhubungan.
Kasat Lantas Porestabes Bandung, AKBP M Rano Hadiyanto mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil evaluasi dari rapat terbatas yang digelar forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda).
"Masih dalam kajian, tentunya harus dikomunikasikan dengan forum komunikasi lalu lintas dan jalan," ujar Rano, saat ditemui di Polrestabes Bandung, (8/9/21).
Selain ganjil genap, kata dia, penerapan sistem buka tutup atau rekayasa arus juga dapat diterapkan di ruas jalan yang padat untuk mengurangi mobilitas warga di dalam Kota.
Baca Juga: Himbauan Enggak Zaman, Langgar Ganjil Genap Langsung Dihadiahi Denda Rp 500 Ribu
"Misalnya ada salah satu ruas jalan yang mengalami peningkatan mobilitas cukup tinggi, kita bisa lakukan sistem buka tutup dalam waktu tertentu, setelah jalan itu normal bisa kembali dibuka, itu untuk di dalam kota," katanya.
Menurut Rano, dari hasil penerapan ganjil genap yang dilakukan di lima gerbang tol di Kota Bandung berhasil menurunkan angka volume kendaraan dari luar yang masuk ke Kota Bandung.
"Evaluasi yang kami dapatkan yaitu terdapat penurunan mobilitas kendaraan yang masuk ke Kota Bandung sekitar 30 persen, oleh karena itu dengan adanya ganjil genap tersebut kami nilai cukup efektif," bebernya, dikutip dari TribunJabar.id.
"Mudah-mudahan dengan adanya penurunan mobilitas yang masuk ke Kota Bandung penyebaran Covid semakin menurun dan Kota Bandung bebas dari pandemi," katanya.
Adapun indikator keberhasilan penerapan ganjil genap itu, kata dia, dilihat dari antrean kendaraan pada hari Minggu yang akan meninggalkan Kota Bandung melalui gerbang tol Paster.
"Bisanya di Jl Djundjunan yang mengarah ke Gerbang Tol Paster mulai jam 2 siang itu pada weekend sebelumnya padat bisa mengekor sampai di atas fyover Surapati."
"Pada saat ganjil genap, kendaraan dari luar kota dibatasi," terangnya.
"Ternyata pada jam jam tersebut tidak ditemui lagi kepadatan dan cenderung normal seperti hari-hari biasa, itu indikatornya," ucapnya.