Ganti Oli Mesin Tiap 10.000 Km Aman Gak Bila Mobil Sering Kena Macet?

Andhika Arthawijaya - Minggu, 26 September 2021 | 22:10 WIB

Ilustrasi ganti oli mesin mobil (Andhika Arthawijaya - )

Makin lama oli bekerja melumasi komponen bergerak di dalam mesin, maka berangsur-angsur kemampuan tersebut akan menurun.

Bila sampai menurun, tentu akan mempengaruhi performa mesin, bahkan bisa menimbulkan masalah, diantaranya munculnya oil sludge atau mengentalnya oli jadi kayak bubur.

“Kalau dari literatur yang pernah saya baca, bagusnya penggantian oli mesin kalau berdasarkan engine hour sekitar 200 jam,” tuturnya.

Nah, mengacu dari situ, ia coba melakukan eksperimen berdasarkan lama beroperasinya mesin.

Baca Juga: Ring Baut Pembuangan Oli Mesin Mobil Cuma Sekali Pakai, Cegah Rembes

Istimewa/Soewandi
Waspada serangan oil sludge bila sering telat ganti oli mesin

“Saya pernah pasang hour meter di mesin Suzuki Wagon R. Hasilnya, dengan rute mix jalanan biasa plus tol dari Pulogadung – Serpong, 200 jam mesin beroperasi ditempuh sampai 7.500 km,” tutur Wandi, sapaan akrabnya.

Itu dengan kondisi lalu lintas di jam kerja yang kadang lancar dan kadang macet.

Masih ujarnya, dari situ ia pun memutuskan selalu melakukan penggantian oli pada range jarak tempuh 6.000-7.000 km untuk mobil pribadinya.

“Waktu saya tes sampai 10.000 km, engine hour-nya bisa mencapai 250-an jam.”

“Saat itu oli mesin memang masih cukup secara kuantitas, tapi secara kualitas sudah menurun walaupun gak banyak. Performa terasa menurun di 7.500 km ke atas,” akunya.