Masuk Akal, Alasan Bengkel Bubut Saranin Oversize Piston Langsung 50 Bukan 25

Mohammad Nurul Hidayah,Irsyaad W - Selasa, 28 Desember 2021 | 14:44 WIB

Blok silinder bawaan Kawasaki kLX 150 bisa dikorter sampai 61,5 mm, lebih dari itu membuat liner jadi tipis dan rawan overheat (Mohammad Nurul Hidayah,Irsyaad W - )

Otomotifnet.com - Bengkel bubut umumnya menyarankan korter blok silinder motor standar langsung pakai piston oversize 50, bukan 25 dulu.

Usut punya usut, ada alasan masuk akal yang disampaikan Chandra Sopandi dari Bengkel Bubut Master Tjendana di Bandung, Jawa Barat.

"Kalau piston standar naik ke oversize 25 itu ada kemungkinan tidak bersih atau sempurna," yakin Chandra yang workshopnya di Jl. Rajawali Sakti II No. 9, Andir, Bandung, Jawa Barat.

Jika hasil korteran tidak sempurna, otomatis mesin motor bisa cepat ngebul.

Paling parah, ngebul dari knalpot motornya tidak hilang setelah dikorter.

Baca Juga: Inreyen Mesin Motor 2-Tak Bisa Berujung Gagal, Bunyi Ngericik Jadi Pertanda

Isal/GridOto.com
Habis dikorter biasanya blok masih kasar dan perlu proses inreyen

"Kalau tidak bersih itu bengkel bubut jadi kerja dua kali karena harus korter ulang ke oversize 50," terangnya.

"Pemilik motor atau mekanik juga jadi repot karena harus tukar piston yang dibeli dengan ukuran oversize 50," ucap Chandra saat dihubungi beberapa waktu lalu.

"Makanya, untuk efisiensi waktu agar tidak kerja dua kali, banyak bengkel bubut yang menganjurkan langsung oversize mesinnya ke 50 tidak ke 25 terlebih dahulu," tuturnya.

Selain itu, kondisi mesin yang ingin dikorter juga menentukan apakah bisa dikorter 25 atau harus lompat ke 50.

"Kalau ausnya dirasa masih normal, bisa dikorter 25. Tapi kalau sudah terlalu longgar harus ke 50 agar hasilnya bersih sempurna," yakin Chandra lagi.