“Kami lagi coba mendalami kenapa fenomena ini bisa terjadi. Tapi memang ada beberapa faktor di dalamnya,” tukas Thomas.
Faktor tersebut kata Thomas antara lain ada dari konsumen yang melakukan pinjaman langsung ke bank, untuk pembelian motor secara cash di dealer.
Jadi, konsumen nyicil pinjamannya ke bank, dimana bunganya lebih kecil bila dibandingan kredit lewat finance.
Nah, varian motor Honda yang paling banyak dibeli oleh konsumen di Yogya, Banyumas dan Kedu ini paling tinggi masih didominasi oleh BeAT.
Baca Juga: Dibilang Janggal, Maling Pilih Mio Ketimbang BeAT, Bonus Surat Penting di Dalam Jok
“Kedua adalah varian mid-nya yaitu Honda Scoopy. Walaupun untuk Scoopy mereka harus rela inden, karena unitnya tidak ready stock,” jelas Thomas.
Bahkan untuk katregori atas macam Honda PCX, Vario 160 dan varian sport, banyak juga konsumen yang melakukan pembelian secara cash.
Oiya, menurut Thomas Honda BeAT masih jadi tulang punggung penjualan di seluruh Indonesia.
Nah, Yogyakarta, Banyumas dan Kedu termasuk salah satu daerah penyumbang terbesar.
“Sizingnya di sini bisa besar, sampai 43%. Bila dalam kondisi normal (sebelum pandemi), kita bisa jual sekitar 7.000-an unit per bulan,” bebernya.