"Kemurnian timah yang tinggi menjaga kemampuan penyimpan dan penghantar daya listrik tetap optimal," terang Heru.
Dari timah batang dimasukan ke dalam proses Oxide menjadi serbuk.
Kemudian serbuk ini dipanaskan ke dalam alat seperti oven sehingga menjadi cair.
Lalu dituang ke dalam cetakan dalam proses Grid Casting untuk menjadi pelat sel.
"Pelat sel Massiv XP dan Massiv amal menggunakan metode proses produksi semi otomatis," ujar Heru.
"Dikombinasikan dengan proses produksi robotik otomatis untuk membuat Massiv Thunder," imbuhnya.
Sejumlah pelat yang sudah jadi disatukan untuk masuk ke dalam proses Lead Strip untuk membuat kepala koil secara Expanded.
"Dibuat secara Expanded membuat struktur timah pelat lebih kuat karena proses dilakukan dengan Cold Process," terangnya.
"Sehingga menghilangkan potensi terjadinya kerusakan pada struktur pelat," imbuhnya.
Selanjutnya rangka pelat dilapisi dalam proses Pasting yang menjadi sel aki dan dikeringkan agar menempel kuat di Curing.
Setelah itu, pelat yang sudah jadi sel akan dirakit.
Serta di-charging agar sel aki memiliki muatan listrik sebelum masuk proses Finishing.
"Finishing terminalnya menggunakan proses forged jadi lebih halus," papar Heru.
"Strukturnya lebih padat dan rapat serta ulir dengan lock system supaya lebih tahan terhadap arus yang berlebih saat pemakaian dan mencegah terjadinya oksidasi pada terminal," jelasnya.
Baca Juga: Pembuatan Aki Massiv Kena Intip, 1 Hari Bisa Produksi 20 ribu, Ternyata Ekspor ke Banyak Negara