Hingga mobilnya melambat di antrean lampu merah seberang Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
"Saya diam saja, tiba-tiba rombongan lewat terus yang di belakang buka kaca dan teriak "Minggir lo!" Saya kaget juga. Lho kok begitu sih pengawalan cukup kaget juga," ujarnya.
Menurut Francine, perjalanannya memang searah dengan rombongan mobil pengawal ke arah Sudirman, sehingga dirinya tetap berada di belakang mereka.
Setelah underpass Pattimura, mendekati arah putar balik, rombongan mobil pengawal di lajur kanan berpindah ke kiri, begitu pula mobilnya.
Tiba-tiba mobil pengawal belakang bergerak zig zag, ugal-ugalan, dan sengaja rem mendadak.
Francine merasa tindakan mobil pengawal yang rem mendadak kedua kali itu membahayakan nyawa dirinya.
Beruntung, ia bisa menghentikan mobilnya secara sigap sehingga tidak terjadi tabrakan.
Namun, sejumlah barang yang ada di dalam mobil Francine terjatuh.
"Kemudian saya ikut di belakang ketika saya dapat ruang saya untuk lewat, saya tidak berani untuk maju,” ujarnya.
“Tapi karena dipanggil, lalu saya juga cukup syok namanya pengawal karena kita sering sekali melihat kejadian-kejadian arogansi di jalan apalagi kalau ini pengawal memegang senjata atau apa," katanya.