Metode uji RON yang digunakan adalah American Standard Testing and Material (ASTM D 2699-19e1).
Dari 6 titik SPBU Pertamina, didapatkan rentang nilai riil RON 90,1 hingga 90,7.
Nilai terendah RON 90,1 didapatkan dari sampel SPBU Pertamina 31.143.01 Jakarta Utara.
Nilai tertinggi RON 90,7 adalah sampel SPBU Pertamina 34.135.03 Jakarta Timur.
"Parameter RON pada bahan bakar digunakan untuk mengukur kinerja atau knocking bahan bakar terhadap kerja mesin," jelas Reza.
"Dari hasil tersebut Pertalite sudah memenuhi standar di atas RON 90," imbuhnya.
Reza menuturkan, nilai oktan yang terkandung menentukan lamanya waktu terbakar bahan bakar saat proses kompresi dan dipantik.
Angka oktan semakin tinggi, maka bahan bakar akan lebih sulit terbakar.
Sehingga butuh kompresi mesin lebih tinggi agar bensin bisa terbakar sesuai timing pembakaran mesin.
"Angka oktan yang lebih rendah berarti bahan bakar mudah terbakar," terang Reza.
"Kebutuhan kompresi mesin lebih rendah karena tidak butuh tekanan dan suhu bakar tinggi untuk bahan bakar bisa terbakar," tandasnya.
Baca Juga: Mengejutkan, Pertalite Dites Pakai Alat Hasil RON 86 Bukan 90, Apa Kata Pertamina?