"Race 1 kering, kami bisa maksimalin, bisa ke 1. Tapi Race 2 hujan, jadi memang agak susah ditebak juga kira-kira Gilang bisa tampil maksimal juga di kondisi basah," jelas penunggang Honda CBR600RR tersebut.
Andi mengaku berkonsentrasi ke jalannya balap, jadi tidak memikirkan poin dan lainnya.
Supaya bisa sukses aja di race 2 bisa finish ke 1 lagi.
"Alhamdulillah bisa, bisa ke 1 juga. Jujur Gilang selama race tidak mikirin poin atau apa-apa," lanjut pria ramah ini.
Andi Gilang mendapat berkah yang sangat manis karena selain bisa finish ke 1, rival terdekatnya, Helmi Azman hanya finish di posisi ke 5 yang membuat poin mereka sama persis.
Ia berhasil meraih gelar juara Asia berkat akumulasi total 4 kali kemenangan, lebih banyak dari Helmi yang hanya mengoleksi 2 kali menang.
Padahal awalnya ia mengaku datang ke Buriram bukan dengan target juara karena gap poin yang dirasa terlalu jauh.
"Tapi kuncinya tidak menyerah sampai garis finish, apalagi garis finish race 2. Dan akhirnya siapa yang sangka, Gilang bisa champion," kekehnya.
Bagi teman-teman yang menonton race 2 ARRC SS600 Buriram, Thailand, pasti setuju jalannya balap amat mendebarkan.
Pembalap Indonesia yang memimpin mayoritas jalannya lomba ditambah kondisi hujan membuat jantung penonton dibuat tak tenang.
Makin tegang kala Andi Gilang harus disalip oleh pembalap dari Honda Thailand di lap terakhir, meski Gilang sukses meraih kembali posisi pertama di tikungan terakhir Buriram.
"Nggak bisa ke 2, memang harus ke 1," tegasnya.
Pengalaman Andi Gilang di kancah kejuaran dunia pun rupanya memberi peran bagi performanya di ARRC musim ini.
"Dari awal seri Gilang kerasa bisa kompetitif tidak lepas dari pengalaman-pengalaman yang Gilang dapat selama di world championship tahun kemarin dan 2020," ujar pemilik nomor 27 tersebut.
"Jadi semua balik lagi, jam terbang dan pengalaman," tutup Andi.
Sekali lagi selamat 'Ndi! Terima kasih sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah Asia!
Kita nantikan prestasi gemilang Gilang berikutnya tahun depan!