Bus dengan logo PDI Perjuangan tersebut terparkir di lokasi sudah hampir satu tahun.
Kondisi bus rusak atau tidak bisa beroperasional.
"Awalnya, bus dititipkan di garasi milik AW di Jl Widuri sekitar lima tahun lebih," terangnya.
"Karena memakan tempat di garasi, oleh AW bus dipindah ke lahan kosong miliknya di Jl Ketapang Kelurahan Tlumpu," ujarnya.
Saat mendapat informasi bus terbakar, AW menghubungi karyawannya untuk mengecek ke lokasi.
Setelah dicek, kondisi bus sudah dalam keadaan terbakar seluruhnya di lokasi.
Selanjutnya karyawan AW berusaha memadamkan api yang membakar bus.
"Pada pukul 18:00 WIB, orang tua S (anak yang diduga membakar bus), A dan N datang ke rumah AW," jelas Argowiyono.
"Mereka memberikan informasi bahwa anaknya yang bernama S bersama temanya R telah membakar bus yang terparkir di lahan kosong milik AW," bebernya.
Awalnya, S membeli korek api untuk digunakan mainan bersama R.
Kedua anak tersebut memang biasa main di lahan kosong tersebut.
Ketika sedang bermain, kedua anak itu beranggapan bus dalam kondisi mangkrak yang terparkir di lahan kosong menimbulkan kesan angker.
Dari anggapan angkar itu, kedua anak itu diduga membakar bus di lokasi.
Keduanya memasukkan sampah kering ke reflektor lampu belakang bus yang pecah.
Selanjutnya, keduanya diduga membakar sampah kering yang sudah dimasukkan ke kaca bagian belakang bus.
"Setelah mengetahui keadaan api membesar, kedua anak itu panik dan pulang ke rumah lalu menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya," katanya.
Baca Juga: Pasutri Enggak Ada Akhlak Rekayasa Kasus, ODGJ Ditumbal Terbakar di Kabin Suzuki Carry