Mirip Pacaran, Jangan Nunggu Putus Baru Nyesel, Ini Perawatan Rantai Motor

Panji Nugraha - Senin, 2 Januari 2023 | 07:00 WIB

Ilustrasi perawatan rantai sepeda motor (Panji Nugraha - )

Otomotifnet.com - Mirip pacaran, jangan nunggu putus baru nyesel, ini dia perawatan rantai sepeda motor.

Pada motor sport atau bebek, rantai menjadi kuncian dalam proses penyaluran tenaga dari mesin ke roda, yang kemudian membuat motor agar dapat melaju.

Rantai juga jadi salah satu komponen motor yang relatif aman dari perubahan zaman dan kemajuan teknologi.

Mengapa demikian? Karena meski sumber tenaga motor beralih dari mesin internal combustion ke elektrik, rantai masih tetap digunakan pada beberapa motor listrik yang mengadopsi dinamo tipe mid drive.

Karena posisi rantai terletak di bawah, tentu lebih riskan terkena kotoran jalan.

Baik debu, lumpur dan lainnya.

Ciri-ciri rantai tidak terawat yaitu kotor, karat, dan sudah mengalami keausan.

Risikonya rantai bisa putus saat dipakai jalan karena rantai tidak terawat.

Untuk itu kebersihan harus selalu dijaga.

Kalau basah terkena air idealnya dikeringkan terlebih dahulu, baru kemudian dilumasi.

“Ketika pada kondisi (musim) hujan seperti saat ini atau kondisi basah kotor dan berlumpur, selalu bersihkan dulu dengan air sampai kotoran hilang,"

"Setelah itu bersihkan dengan chain cleaner, baru setelah ini lumasi dengan chain lubricant pada setiap linknya,” rinci Diko.

Pelumasan rantai tidak perlu terpaku pada patokan setiap beberapa ratur kilometer, lumasi segera ketika rantai sudah dibersihkan.

Nah selain dirawat, rantai juga perlu diganti.

Lakukan rutinitas penggantian rantai setiap 5.000 km untuk rantai non-sil dan 15.000-20.000 km untuk rantai yang memiliki sil (O-Ring, X-Ring dan T-Ring).

Selain itu Anda juga dapat melihat pada buku panduan sepeda motor untuk rekomendasi dari masing-masing pabrikan.

“Atau bisa dilihat dari kemuluran dan tumpulnya gir,” tambahnya.

Yang jadi catatan penting dan patut diingat, jangan pernah memakai pelumas bekas untuk melumasi rantai.

“Pelumas bekas itu sudah mengandung butiran-butiran metal hasil gesekan,"

"Nah kalau dioleskan pada rantai, butiran metal ini akan masuk ke sela-sela rantai, selain sesama plate pada rantai, rantai dan gir ini akan saling beradu,” rinci Insan.

Nantinya butiran metal pada oli bekas ini akan menambah friction atau gesekan yang semakin besar, sehingga rantai atau gir akan lebih cepat aus.

Haram pula menggunakan pelumas yang mengandung bensin atau minyak tanah.

Penggunaan pelumas yang mengandung bensin atau minyak tanah juga dapat menyebabkan kerusakan pada sil di rantai.

“Kalau sudah mulur sebaiknya tidak dikencangkan, ganti dengan yang baru, karena kalo dikencangkan potensi putus semakin besar, dan membahayakan,” tambah Insan lagi.

Selain bersih-bersih rantai, yang tidak kalah penting yaitu mengecek tingkat ketegangan rantai.

“Sambil melakukan pemanasan mesin waktu WFH, sekalian juga cek rantai roda apakah terlalu kendur atau kering,"

"Matikan mesin motor lalu lakukan penyetelan rantai roda,” tambah Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor.

Ketegangan rantai bisa diperiksa dengan cara putar roda kemudian dengarkan suara rantai ada noise atau berisik.

Selain itu bisa juga dengan mengecek di tengah-tengah rantai antara roda dan as rear arm.

Tegangan atau jarak main rantai sekitar 15-35 mm, tergantung spesifikasi motor masing-masing.

Baca Juga: Bikers Tulen Enggak Semua Tahu, Ini Tipe Tipe Rantai Sepeda Motor