Nah, pada mobil diesel common-rail ini umumnya sudah dilengkapi teknologi katup Exhaust Gas Recirculation (EGR).
Fungsinya untuk mengalirkan sebagian gas sisa hasil pembakaran, yakni NoX dan HC (hydrocarbon), untuk dimasukkan kembali ke intake manifold, sehingga membuat emisi gas buang jadi lebih rendah.
Selain itu, juga untuk membantu mendapatkan respon pasokan udara yang lebih baik.
“Tugas utama EGR ini sebenarnya adalah untuk menurunkan suhu ruang bakar. Guna menjaga temperatur ruang bakar di bawah 1.500 derajat Celcius,” jelas Sumarno.
Baca Juga: Tarikan Mobil Berat Dan Mesin Ngelitik, Cek Dan Bersihkan EGR
Iya juga menjelaskan bahwa betul EGR berfungsi mengontrol emisi gas buang.
Tapi bagaimana cara kerjanya? Yaitu saat suhu ruang bakar terlalu ekstrem dapat menimbulkan Nox pada gas buang.
“Untuk mencegahnya, maka kerja EGR ini akan me-recirculasi gas dari exhaust manifold ke ruang bakar, supaya suhu ruang bakar turun dan Nox tidak terbentuk pada gas buang,” jelasnya.
Makanya kinerja katup EGR ini sangat perlu diperhatikan kondisinya.
Dengan kata lain jika sering mengkonsumsi Bio Solar, EGR mesti rajin ditengok dan dibersihkan dari kerak karbon.
Dampaknya bila EGR kotor, bisa akan membuat performa mesin jadi menurun dan emisi gas buang jadi tinggi.
“Salah satu ciri bila EGR mampet, bisa menyebabkan mesin susah hidup,” terang Sumarno.
Nah, untuk menghindari hal itu, “Disarankan untuk membersihkan katup EGR minimal setahun sekali atau setiap 20 ribu kilometer,” saran Ferry Titus, punggawa Protuning di BSD, Tangerang.
Baca Juga: Cetane Tinggi Gak Jamin, Mesin Mobil Diesel Common Rail Juga Butuh Tipe Solar Begini
Tak hanya itu dampak negatif pemakaian BBM diesel yang ada campuran minyak nabatinya pada mobil diesel modern.
FAME pada biosel cenderung memiliki kandungan air lebih tinggi dari BBM diesel kualitas tinggi.
Sehingga membuat usia pakai filter solar bisa lebih cepat dari anjuran pabrik.