Otomotifnet.com - Sales jaket kulit jadi korban fitnah.
Sebanyak 5 orang sales asal Garut, Jawa Barat tersebut dituduh sebagai penculik anak.
Massa yang terprovokasi langsung mengamuk dan merusak Daihatsu Gran Max yang dipakai korban.
Gran Max tersebut hancur lebur, bahkan sempat digulingkan massa.
Bodi penyok dan seluruh kaca pecah akibat pukulan benda tumpul yang dibawa massa.
Kejamnya lagi, seluruh barang dagangan jaket kulit milik korban dijarah massa.
Peristiwa tersebut terjadi di desa Sukaraja, Karang Jaya, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, (6/2/23).
Bermula warga tersulut akibat berita hoaks jika kelima sales jaket tersebut hendak melakukan percobaan penculikan anak di desa Terusan, Karang Jaya, Musi Rawas Utara.
Berbekal kabar palsu tersebut, warga desa Sukaraja lantas mencegat Gran Max putih nopol Z 1687 DS tersebut.
Lima sales jaket tersebut dihakimi dan barang dagangan meraka dijarah para massa.
Setelah itu kelima sales jaket korban fitnah itu dibawa ke kantor desa.
Beruntung, anggota Satreskrim Polresta Musi Rawas Utara segera mengamankan kelima sales jaket tersebut.
Hasil pemeriksaan dan gelar perkara Satreskrim Polres Muratara, dari kasus ini Polisi tidak menemukan adanya percobaan tindak pidana kejahatan penculikan anak.
"Dari pemeriksaan maraton kita, dari 10 saksi yang kita periksa, ditambah keterangan atau fakta-fakta di lapangan yang kita kumpulkan, sudah kita putuskan dalam rapat gelar perkara tidak ditemukan adanya percobaan tindak pidana kejahatan khususnya penculikan anak," kata Kapolres Muratara, AKBP Ferly Rosa Putra dalam keterangan pers, (7/2/23).
Kelima pria asal Garut Jawa Barat tersebut, kata polisi, merupakan pedagang pakaian keliling atau sales jaket yang dituduh warga melakukan percobaan penculikan anak.
"Mereka berlima ini bekerja, menjual jaket dari Garut di wilayah Sumsel, termasuk di Muratara, mereka berjualan layaknya seorang sales biasa," kata Ferly.
Ferly menegaskan, yang dilakukan anggota kemarin terhadap kelima sales jaket itu bukan penangkapan, tetapi mengamankan dan mengevakuasi mereka dari amukan masyarakat.
"Bukan hanya pemeriksaan keterangan, kami juga mendalami handphone, kendaraan mereka, semuanya clear, tidak ada indikasi kejahatan atau hasil dari kejahatan," tegas Ferly.
Atas insiden ini, Ferly mengimbau warga agar mengerti dan memahami serta tenang menghadapi isu-isu yang lagi marak saat ini tentang penculikan.
Dia juga mengimbau ke para pelaku usaha seperti pedagang keliling, bila berasal dari luar daerah ada baiknya melapor terlebih dahulu ke perangkat desa agar kegiatan mereka termonitor, tidak menimbulkan kecurigaan masyarakat.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat, jangan mudah terprovokasi, main hakim sendiri, karena justru bisa memunculkan tindak pidana yang baru," tegasnya.
Sementara itu, salah seorang dari lima sales jaket yang dituduh penculik anak tak bisa berkata banyak atas kejadian ini.
Dari wajahnya terlihat sedih, karena mereka jauh-jauh dari Garut hendak mencari rezeki di daerah ini.
Namun justru mendapat perlakuan tak mengenakkan dari warga yang mudah terprovokasi atas isu-isu penculikan.
"Kami dituduh yang bukan-bukan, badan kami sakit-sakit, mobil kami dirusak, barang-barang dagangan kami hilang, tidak ada lagi," keluhnya.
Menurut dia, sejak awal diinterogasi warga saat dihentikan di Desa Sukaraja, mereka sudah menjelaskan merupakan pedagang keliling atau sales jaket.
"Kami sudah menjelaskan, tapi mereka tidak percaya, akhirnya jadi begini," katanya.
Saat ditanya apakah akan menuntut balik atas perbuatan tak mengenakkan dan kerugian yang dialami, mereka akan berembuk sesamanya terlebih dahulu.
Baca Juga: Gran Max Blind Van Merah Kena Fitnah, Dikira Penculik Anak, Faktanya Punya Ninja