Asap Knalpot Mobil Diesel Bisa Kayak Tukang Sate Bila Salah Ubahan Ini

Andhika Arthawijaya - Jumat, 5 Mei 2023 | 14:15 WIB

Ilustrasi asap hitam mobil diesel (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Untuk pengguna mobil diesel yang hendak meningkatkan performa mesin mobil kesayangan, sebaiknya jangan asal melakukan modifikasi.

Terutama pada peranti turbocharger-nya, yang kadang kerap diganti pakai turbo dari mobil lain.

Karena memang komponen ini dianggap solusi paling cepat dalam mengail performa mesin diesel.

Pasalnya bila salah menggunakan turbo, bukannya bikin naik performa malah bisa timbul masalah, bahkan bisa jadi kayak tukang sate. Lahh.. maksudnya?

Baca Juga: Asal Cabut Filter Solar Mobil Diesel Rawan Mampat, Lakukan Hal Ini Lebih Dulu

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Ilsutrasi turbo mobil diesel

Theodorus Suryajaya dari Rev Enginering di Jl. Arteri Kedoya, Jakarta Barat pernah mewanti hal ini.

“Pemilihan turbo harus benar-benar presisi, karena kalau terlalu besar, maka akan terjadi turbo lag, alias seperti nahan sesaat,” jelas Teddy, sapaan akrabnya.

Dampak performa jadi tidak maksimal juga bisa terjadi, bila turbonya terlampu kecil.

Nah, agar tidak terjadi hal tersebut Teddy mewanti agar mencermati terlebih dulu spesifikasi perangkat turbonya sebelum menebus dan memasangnya di mobil kesayangan.

Ia lantas kasih contoh soal pemakaian turbo mesin bensin di mesin diesel atau sebaliknya, “Kan secara putaran mesin saja berbeda,” paparnya.

Perlu diingat, lanjutnya, bahwa putaran mesin bensin itu lebih tinggi disbanding mesin diesel.

Rata-rata mesin bensin bisa sampai 7 ribuan rpm, sedangkan diesel hanya 4 ribuan rpm.

“Otomatis proses pemapatan udara yang diambil dari knalpot, juga akan berbeda tekanannya,” tukas Teddy.

Baca Juga: Starlet Kotak Lokal Ini Lebih Ganas Dari Starlet EP71 Turbo Jepang

Istimewa
Ilustrasi injektor mobil diesel

Tak hanya turbo, pemilihan nosel injektor untuk mesin diesel yang telah diupgrade turbonya, juga sangat penting.

“Kemampuan injector untuk menyemprotkan bahan bakar harus disesuaikan dengan kemampuan turbo dan boost yang digunakan.”

“Jika terlalu kecil maka akan terlalu lean dan berisiko membuat mesin jebol,” wantinya.

Misal dipilih nosel 50% tapi cuma 1,8 bar, “Begitu mesin digeber, kayak tukang sate asap pada keluar dari knalpot,” pungkasnya.

Wahhh.. sate..sate..!