Otomotifnet.com - Beberapa hari terakhir, siang hari terasa panas akibat cuaca ekstrem yang melanda tanah air.
Hal ini tentu patut diwaspadai. Utamanya terkait bagian-bagian di mobil yang berpotensi memicu kebakaran.
Suhu udara yang tinggi juga mempengaruhi performa mobil.
Lalu apa saja langkah yang dilakukan guna mencegah dampak buruk serangan hawa panas?
“Perhatikan kondisi komponen mobil supaya dapat bertahan di tengah suhu udara panas untuk menunjang mobilitas,” jawab Nur Imansyah Tara, Aftersales Business Division Head Auto2000 (22/5/2023).
Langkah pertama periksa komponen pendingin mesin.
Mengingat mesin membutuhkan sistem pendingin yang baik supaya dapat bekerja optimal dan tahan lama.
Suhu mesin yang terlalu tinggi akan membuat kinerjanya turun, bahkan dapat memicu overheat, yang berbahaya kalau dibiarkan karena akan membuat mesin jebol.
Serangan hawa panas membuat suhu lingkungan semakin tinggi dan membuat proses pendinginan mesin semakin berat. Khususnya ketika tidak ada hembusan udara dingin dari depan saat jalan macet.
“Solusinya, pastikan sistem pendingin mesin berfungsi optimal. Mulai dari memeriksa volume cairan pendingin, pastikan tidak ada kebocoran,”
“Tutup radiator aman, dan kipas pendingin bekerja dengan baik,” imbuh Iman.
Langkah kedua, cek kondisi oli mesin sehingga mampu menyerap panas dari mesin dan melepaskannya ke bak penampungan oli.
Selain itu, kerja komponen mesin juga akan semakin berat disaat suhu mesin meningkat. Sehingga membutuhkan pelumas yang prima.
Pastikan oli mesin dalam kondisi terbaik dengan menggantinya secara berkala.
Berikutnya pastikan AC mobil berfungsi optimal.
Sebab kabin mobil yang panas membuat tubuh dehidrasi. Berbahaya dan membuat pengemudi mudah emosi karena merasa tidak nyaman.
Bersihkan filter kabin supaya udara sirkulasi AC tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Langkah berikutnya tak kalah penting, parkir di area teduh.
Hindari parkir di area terbuka di siang hari, agar suhu di dalam kabin mobil tidak terlalu tinggi.
Sorotan sinar matahari langsung dapat membuat bodi mobil cepat kusam akibat paparan sinar ultra violet (UV), termasuk bagian dalam kabin mobil.
AC mobil juga tak perlu kerja keras ketika mulai dinyalakan.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Benarkah Ban Mobil Benjol Karena Malas Isi Angin Ban?
Langkah selanjutnya, hati-hati menyimpan barang yang mudah terbakar di dalam mobil.
Ada kasus botol air mineral yang diletakkan di atas dasbor mobil meleleh terpapar sinar matahari langsung.
Bahkan, air di dalam botol mineral dapat berperan sebagai lensa yang meneruskan cahaya panas ke satu titik di dalam mobil. Sehingga memicu kebakaran ketika mengenai bahan mudah terbakar.
Ada pula kasus korek api atau powerbank yang terbakar akibat terkena panas terik dalam jangka waktu lama.
Dilanjut, cek performa kaca film sebagai salah satu perangkat efektif mengurangi panas sinar matahari masuk ke dalam mobil.
Performa kaca film yang sudah berkurang akan membuat kabin tidak nyaman karena panas.
Baca Juga: Bodi Mobil Penyok Bisa Mulus Dalam 8 Jam, Mampir Ke Bengkel Auto2000
Berikutnya, pantau tekanan udara ban mobil. Jika tekanannya kurang, membuat area telapak ban yang bersinggungan dengan aspal semakin besar, padahal suhu aspal sangat tinggi.
Udara panas tersebut akan diteruskan ke dalam ban dan membuat tekanannya naik, yang dapat memicu ban meletus ketika ada masalah seperti menghantam lubang.
Terakhir waspada peredam panas di ruang mesin.
Selain dari bahan aluminium, insulator hood atau peredam panas ada yang terbuat dari wool fibre.
Peredam panas jenis tersebut ketika tidak terpasang dengan baik atau lapuk karena berumur, akan kering dan tipis. Sehingga mudah terbakar.
“Padahal, suhu di dalam ruang mesin sangat panas,” sambung Iman lagi.