Otomotifnet.com - Viral video anak SMA ngamuk seperti anak kecil karena tak dituruti keinginannya.
Yang bikin prihatin, dinarasikan dalam video si anak SMA ngamuk sampai merusak Honda Vario pemberian ayahnya karena tak dibelikan motor trail.
Disebutkan kejadian itu direkam di Magetan, Jawa Timur.
Video itu menarik perhatian warganet yang menilai anak SMA itu tidak pernah bersyukur.
Dalam unggahan yang viral dituliskan kalau remaja itu sedang mengamuk ke ayahnya karena tidak diberikan motor trail yang diinginkan.
"Rusak Vario yang baru dibelikan, karena pengen motor trail," tulis pada akun tersebut (27/5/2023).
Terlihat remaja tadi sedang menendang-nendang motor di depan ruko yang tampaknya adalah dealer motor.
Sebenarnya sikap seperti itu sangat disayangkan, kurang enak dilihat dan terkesan tidak bersyukur.
Banyak netizen yang menanggapi video tersebut.
Beberapa menyayangkan perilaku remaja tersebut karena tidak bersyukur, tapi ada juga yang menyalahkan cara didik orang tuanya yang salah.
Menanggapi kejadian tersebut, Amanda Margia Wiranata, Psikolog Klinis dan Play Therapist menjelaskan, ada dua alasan kenapa remaja masih bisa mengalami tantrum seperti menangis, jerit, teriak, guling-guling, dan marah karena keinginannya tidak dipenuhi.
Amanda menjelaskan, perilaku tantrum normalnya muncul pada anak usia dua sampai tiga tahun.
Kalau orang tua menangani tantrum dengan baik, maka akan mereda seiring bertambah usia anak.
"Pertama, ada kesulitan mengontrol impuls atau dorongan untuk sesuatu. Mungkin dia pengen punya sesuatu tapi tidak terpenuhi, dia tidak bisa menahan emosinya pada saat itu dan dia lampiaskan ke motor," kata Amanda (27/5/2023).
Kondisi pertama ini bisa datang dari diri sendiri karena mungkin karena adanya gangguan.
Jadi orang tersebut kesulitan meregulasi emosi.
"Tapi bisa juga karena faktor lingkungan, bisa jadi karena pola asuh. Pola asuhnya bisa keinginannya dia selalu diikuti orang tuanya."
"Atau orang tuanya enggak konsisten, kadang dipenuhi atau tidak (keinginannya)," kata Amanda.
Sependapat dengan Amanda, Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan pola asuh dari orang tua berperan dalam membuat karakter anak.
"Anak dengan karakter seperti itu karena kesalahan orang tua saat mendidik sewaktu kecil. Biasanya apapun permintaan si anak waktu kecil selalu dituruti," ucap Agus (27/5/2023).
Menurut Agus, karakter seorang anak merupakan tanggung jawab orang tua.
Kalau misal dari kecil terlalu dimanjakan, maka ada kemungkinan anak berperilaku membangkang seperti pada video ketika keinginannya tidak bisa terwujud.
"Andai saja orang tua bisa lebih bijak dalam mendidik, maka anak tidak mungkin tumbuh dengan karakter seperti itu," kata Agus.
Kenapa bisa dibilang seperti itu, karena ada juga anak yang prihatin dengan kondisi orang tua.
Jadi semuanya sebenarnya kembali ke cara orang tua mendidik anak sewaktu kecil.
Ternyata belakang peristiwa ini hanya film pendek yang dibuat untuk menceritakan sebuah kisah nyata anak seorang petani yang tidak pernah bersyukur.
Berita lengkapnya bisa dilihat lengkap di link di bawah ini: