Lampu Merah Pintar di Jakarta Dipasang Sejak April, Warga Ga Tahu, Masih Aja Macet

Ferdian - Sabtu, 8 Juli 2023 | 21:50 WIB

Ilustrasi lampu lalu lintas (Ferdian - )

Otomotifnet.com - Sejumlah warga DKI Jakarta baru tahu ada lampu merah pintar alias berteknologi artifical intelligence (AI) di 20 simpang lampu lalu lintas.

Padahal, pemasangan itu sudah dilakukan Dishub DKI Jakarta sejak April 2023.

Yang mana teknologi itu digadang-gadang bakal mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

Meski begitu, Siska (23) salah satu warga yang sehari-hari tinggal di daerah Jakarta Selatan mengaku tak melihat perubahan apa-apa setelah Dishub menerapkan teknologi AI di sejumlah lampu lalu lintas.

Menurutnya, Jakarta tetap macet seperti biasanya.

"Kebetulan kantor ada di Tebet, katanya itu ada di simpang Pancoran. Nah kalau dari tempat kosan ke kantor lewat Pancoran kalau mau ke Tebet. Nah itu enggak pernah ngerasa macetnya berkurang, kayak sama aja," ujar Siska saat ditemui Warta Kota di Halte Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat (7/7/2023).

Alih-alih dapat meredam kemacetan, Siska justru mengaku tak tahu bagaimana bentuk serta cara kerja teknologi AI di lampu merah, terutama saat jalanan persimpangan tengah macet.

"Kemarin sempat baca berita katanya mau ada 40 lagi, tapi belum tahu juga, belum lihat kayak gimana, bentuknya yang belum tahu," katanya.

Wanita berkaca mata itu mengatakan, sosialisasi Dishub terkait pengadaan teknologi AI kepada masyarakat sangat kurang.

Sehingga, masyarakat awam tidak mengetahui apa itu AI dan bagaimana cara kerjanya.

"Kalau enggak salah tahun lalu juga pernah ngomong AI, AI cuma enggak tahu bentukannya kayak apa, taun ini juga AI lagi cuma enggak tahu bentukannya kayak apa, jadi (adanya AI sekarang) maksudnya nih apa," keluh Siska.

"Jadi warga-warganya enggak tahu mungkin karena terlalu canggih gitu jadi kami enggak ngerti," lanjutnya.

Di akhir, Siska menyarankan agar pemerintah berfokus pada transportasi umum saja untuk urai kemacetan, daripada penggunaan AI yang belum diketahui efektivitasnya.

"Kalau emang efektif ada kajiannya ya sudah diperbanyak, cuma kalau misalnya cuma buang-buang anggaran mending fokus di transportasi umumnya saja, supaya kendaraan biasanya enggak bertambah," jelasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Nur (25) yang menyebut pemerintah seharusnya melakukan uji coba dahulu secara bertahap.

Menurutnya, itu penting untuk melihat seberapa efisien penggunaan AI di lampu lalu lintas agar tak buang-buang anggaran negara.

"Sebenarnya bisa (AI diterapkan) tapi kan ini harus dijalankan secara bertahap, misalkan melakukan uji coba dulu. Melihat dulu efisiensinya, efektif enggak menggunakan AI ini," kata Nur saat ditemui di simpang Jalan Letjen S Parman, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat.

"Jangan sampai AI udah dipasang, anggaran juga kebuang, tapi ternyata pada pelaksanaannya justru kurang efisien dan efektif," lanjutnya.

Sementara itu, diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memasang teknologi artifical intelligence (AI) atau teknologi kecerdasan di 20 simpang sejak April 2023.

Kehadiran teknologi ini diharapkan dapat mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, teknologi ini cukup berpengaruh, terutama dalam penyesuaian lampu lalu lintas (traffic light).

Jika di suatu titik terdapat kepadatan maka lampu lalu lintas secara otomatis bisa memberikan prioritas lampu hijau untuk mengurai kemacetan.

“Jadi ada 20 simpang yang sudah menerapkan prinsip AI di sistem traffic light,” ujar Syafrin (2/7/2023).

Menurutnya, selama ini pengaturan lampu lalu lintas dilakukan secara manual atau lewat ruang kontrol petugas di Network Operation Center (NOC).

Kini, pengaturan lampu lalu lintas dapat dilakukan di tempat secara otomatis.

“Misalnya di sisi utara-selatan yang paginya di sisi selatan padat maka otomatis sistem akan menghitung memberikan waktu paling panjang di sisi selatan karena titiknya menuju ke arah sana,” katanya.

“Demikian sore hari misalnya, ternyata dari utara yang padat menuju selatan maka simpang sisi utara akan diberikan waktu lebih panjang, sehingga antrean di simpang bisa dihindari,” sambungnya.

Adapun 20 titik persimpangan lampu merah yang menggunakan AI di antaranya:

1. Jalan Jembatan 2 Raya - Jalan Tubagus Angke

2. Jalan Kyai Tapa - Jalan Daan Mogot (Grogol)

3. Jalan S Parman - Jalan Tomang Raya

4. Jalan S. Parman - Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi)

5. Jalan Gatot Subroto - Jalan Rasuna Said (Kuningan)

6. Jalan Gatot Subroto - Jalan Supomo (Pancoran)

7. Jalan MT haryono - Jalan Sutoyo (Cawang Uki)

8. Jalan DI Panjaitan - Jalan Kalimalang

9. Jalan Ahmad Yani - Jalan Utan Kayu (Rawamangun)

10. Jalan Ahmad Yani - Jalan Pemuda-Jalan Pramuka

11. Jalan Ahmad Yani - Jalan H. Ten

12. Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Letjen Suprapto

13. Jalan Senen Raya - Jalan Kwitang (Senen)

14. Jalan Gunung Sahari - Jalan Wahidin

15. Jalan Gunung Sahari - Jalan Dokter Sutomo (MBAL)

16. Jalan Gunung Sahari - Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi

17. Jalan Gunung Sahari - Jalan Mangga Besar (Kartini)

18. Jalan Gunung Sahari - Jalan Pangeran Jayakarta

19. Jalan Gunung Sahari - Jalan Mangga Dua

20. Jalan Perniagaan Raya - Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).

Baca Juga: Fakta Lampu Merah di Jakarta Makin Pintar, Bus Transjakarta Silakan Duluan

Sumber: https://wartakota.tribunnews.com/2023/07/08/dishub-pasangi-teknologi-ai-di-lampu-lalu-lintas-warga-tak-rasakan-perubahan-tetap-macet?page=3