Otomotifnet.com - Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, terus menggenjot standardisasi ekosistem kendaraan listrik.
Hal ini masuk dalam concern BSN di program strategisnya tahun 2023, yakni mengembangkan SNI (Standard Nasional Indonesia) guna mendukung terciptanya ekosistem kendaraan listrik yang aman dan nyaman.
“Selain kendaraan listrik, BSN juga memberikan dukungan terhadap NZE (Net Zero Emission) melalui pengembangan SNI di bidang Renewable Energy,” sebut Kukuh.
Pihaknya melanjutkan, pengembangan SNI untuk kendaraan listrik diharapkan dapat menepis anggapan sebagian masyarakat, bahwa kendaraan listrik tidak aman dan berisiko.
“Sebagai produk transportasi, anggapan ini wajar. Karena sebagaimana produk lain, penggunaan listrik pada kendaraan, juga berisiko,”
“Produk-produk seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang menggunakan arus listrik, juga perlu dijamin keamanan dan keselamatannya,” tegas Kukuh.
Penerapan SNI pada sistem elektrifikasi dan berbagai komponen kendaraan listrik seperti ban, velg, kaca mobil diharapkan juga dapat meyakinkan masyarakat soal keamanan dan kenyamanan pengguna.
BSN sendiri, lanjut Kukuh, telah menetapkan 38 SNI terkait kendaraan listrik.
Adapun 15 SNI untuk infrastruktur pengisian kendaraan listrik, dan terdapat 9 SNI yang dirumuskan terkait baterai kendaraan listrik.
Rinciannya: seri SNI IEC 62660 bagian 1 sampai dengan 3 untuk persyaratan keselamatan, kinerja dan pengujian “sel baterai” kendaraan listrik.
Lalu SNI 8871:2019 untuk persyaratan keselamatan “pack baterai” pada mobil listrik dan SNI 8872:2019 untuk persyaratan keselamatan “pack baterai” pada sepeda motor listrik.
Dilanjut SNI ISO 12405-4:2018 terkait pengujian kinerja “pack baterai” pada mobil listrik.
Kemudian SNI 9102:2022 terkait pengujian kinerja “pack baterai” pada sepeda motor listrik.
Terakhir SNI 8927 dan SNI 8928 yang diterbitkan pada 2020, mengatur persyaratan keselamatan dan spesifikasi baterai yang dapat dilepas dan ditukar.
“Kami sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab dalam pembinaan standardisasi,”
“Sangat berkepentingan mengkampanyekan kendaraan listrik yang memenuhi standardisasi, untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna,” imbuh Kukuh.
Baca Juga: BSN Pamerkan Ekosistem Kendaraan Listrik Standar Nasional di EVSE 2023
Salah satu bentuk kampanye tersebut melalui pameran EVSE (Electric Vehicle Standar Expo) di Jogja Expo Center, yang berlangsung (12-14/07/2023).
Ajang tersebut melibatkan stakeholder seperti perusahaan kendaraan listrik, lembaga sertifikasi dan laboratorium penguji, penyedia charging system, serta tentunya pemerintah terkait.
“Sebagai expo, maka EVSE juga menyelenggarakan kegiatan side event seperti seminar terkait kebijakan dan masa depan kendaraan listrik,”
“Test drive yang memberikan pengalaman untuk pengunjung, serta games edukasi tentang SNI dan kendaraan listrik,” tambahnya lagi.
Beberapa peserta pendukung EVSE diantaranya PT PLN (Persero) Pusat Sertifikasi, PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng dan DIY, TUV Nord Indonesia, PT SGMW Sales Indonesia (Wuling), serta PT INES.
Baca Juga: Pro dan Kontra Subsidi Kendaraan Listrik, Mending Lanjut Atau Stop?
Pendukung lain yang tidak menjadi peserta pameran adalah PT Alasmas Berkat Utama dan PT Kencana Gemilang (Miyako).
“BSN tidak dapat bekerja sendirian dalam mengkampanyekan penerapan SNI. Oleh sebab itu, dukungan dan komitmen para pemangku kepentingan, sangat diharapkan,”
“Untuk tercapainya tujuan, yaitu terciptanya ekosistem kendaraan listrik yang aman dan nyaman,” sambung Kukuh.
Sebagai catatan, Pemerintah menargetkan untuk mengurangi emisi karbon 31,89% pada 2030 dan net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat dari target awal.
Terkait hal itu, Pemerintah berupaya melakukan percepatan penggunaan kendaraan listrik sebagai langkah strategis.
Penerapan SNI diharapkan bisa memberikan keyakinan lebih kepada masyarakat dan menjadikan persepsi positif atas kendaraan listrik.