Dipakai Turing Surabaya ke Banyuwangi Lewat Bromo, Begini Karakter Mesin TVS Ronin 225

Antonius Yuliyanto - Selasa, 8 Agustus 2023 | 15:05 WIB

TVS Ronin dites Otomotifnet dari Surabaya ke Banyuwangi lewat Bromo, termasuk melintasi lautan pasir (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Hadirnya TVS Ronin 225 di Jakarta Fair Kemayoran (7/7/2023) memang cukup mengguncang dunia permotoran khususnya kategori sport retro modern.

Bagaimana tidak, harganya bersinggungan dengan Yamaha XSR 155 dan Kawasaki W175, tapi dapat mesin 225 cc dan fitur yang lebih lengkap, contohnya sudah ada ABS.

Ronin dibanderol Rp 34,9 juta (OTR Jakarta) untuk tipe SS (single tone single channel ABS) dan Rp 38,9 juta (OTR Jakarta) untuk tipe TD (triple tone dual channel ABS).

Sementara itu harga W175 saat ini Rp 34,6 juta (OTR Jakarta) dan XSR 155 Rp 37,775 juta (OTR Jakarta).

Lalu seperti apa karakter Ronin, apakah selain harga, ketika dikendarai juga membuatnya menarik untuk dipinang?

Nah kebetulan OTOMOTIF sudah mencoba Ronin versi TD untuk turing dari Surabaya sampai Banyuwangi lewat Gresik, Pacet, Cangar, Batu, Malang, Tumpang, Bromo, Probolinggo, dan Situbondo sejauh 460 km, dalam rangkaian test ride bertema Unscripted Touring Indonesia dari Surabaya ke Bali yang diadakan oleh PT TVS Motor Company Indonesia.

Karakter jalur yang dilalui komplet. Dari kemacetan khas kota besar jelang Gresik, jalur lurus panjang di Probolinggo menuju Situbondo, dan jalan naik-turun berkelok di Cangar menuju Batu, dan tentunya ketika naik dan turun Bromo.

Yuk simak hasilnya, kali ini kita ulas dahulu mengenai performa mesin.

TVS Indonesia
TVS Ronin 225 dibekali mesin 4 langkah 1 silinder SOHC 4 katup injeksi berpendingin udara dan oil cooler

Konsep mesin andalan Ronin disesuaikan dengan motornya yang beraliran retro modern, makanya masih berpendingin udara dengan sirip-sirip lebar dan ukuran keseluruhan terlihat besar. Kesannya seperti mesin motor lawas.

Namun, tetap ada unsur masa kini, setidaknya isi kepala silinder sudah 4 klep meski masih SOHC. Dan untuk membantu pendinginan ada tambahan oil cooler. Unsur modern tentunya karena sudah pakai pasokan bensin injeksi.

Kapasitas mesinnya 225,7 cc didapat dari bore x stroke square, yaitu 66 x 66 mm.

Rasio kompresinya sedang, 10,14:1. Klaim tenaga maksimal biasa saja, hanya 20,2 dk di putaran mesin 7.750 rpm, sedang torsi maksimalnya tergolong besar, 19,93 Nm di 3.750 rpm.

TVS Indonesia
TVS Ronin 225 dites di berbagai kondisi jalan selama turing bertema Unscripted Touring Indonesia

Seperti apa karakternya? Kesan pertama ketika dinyalakan suara mesinnya termasuk senyap, sedang suara knalpotnya bulat dan ngebass, kesannya terdengar empuk, berkelas dan berwibawa.

Nah kalau karakter tenaga dan torsi ternyata secara garis besar sesuai konstruksinya yang square, cenderung rata dari bawah sampai atas.

Dan karena langkah pistonnya panjang, putaran mesin maksimalnya memang tak begitu tinggi.

Rata dalam artian di putaran bawah, tengah dan atas terasa sama enaknya, tak ada bagian yang menonjol seperti halnya mesin overstroke atau overbore.

Pada tarikan awal, mulai 2.000 rpm dorongan torsi sudah terasa padat berisi, sehingga buat jalan santai baik di jalan datar, tanjakan atau stop & go di kemacetan, enggak ada kendala berarti. Enteng saja!

Tentu ada hubungannya juga dengan torsi maksimal yang diraih di putaran mesin rendah, kayak mesin diesel, di 3.750 rpm.

Pantas di jalan datar meski dibiarkan di gigi 5, dari 2.000 rpm gas dibuka pun mesin tetap mampu melaju tanpa kesulitan.

Putaran tengahnya juga bertenaga, pas untuk berkendara santai dengan kecepatan sedang kisaran 80 km/jam di gigi 5, cukup bermain di kisaran 5.000 rpm. Enggak ngoyo maupun over power, pas sedang-sedang saja.

Begitu juga di putaran atas sampai limiter ada di 9.000 rpm tepat di redline, dorongan tenaga dan torsinya juga bisa diandalkan.

Memang bukan yang teriak cepat seperti mesin overbore, tapi sangat cukup kalau sekadar untuk menyalip truk di sepanjang Bondowoso atau melibas tanjakan curam saat menuju Bromo.

Oiya membahas transmisi, gigi 1 karakternya sangat ringan, terpakai saat mulai jalan saja atau ketika merayap sangat perlahan.

Gigi 2 sampai 5 terasa rapat sambung-menyambung. Karakter gigi 5 sepertinya bukan overdrive, makanya ketika ketemu jalan lurus seakan butuh 1 gigi lagi.

Nah perpindahan giginya juga mesti jadi perhatian, khususnya dari gigi 1 ke N dan 2.

Jadi celah antara 1, netral dan 2 ternyata sangat rapat, makanya pas awal pemakaian agak kesulitan cari netral. Sisanya sih gampang dan empuk.

Ternyata karena celah rapat, jika dari gigi 1 mau ke netral harus dicongkel secara halus sedikit saja. Nah kalau dari gigi 2 tinggal diinjak sedikit.

Dan kalau sudah terbiasa tak akan kesulitan lagi. Di balik itu ada sisi positifnya, yaitu enggak pernah terjadi saat naik gigi dari 1 ke 2 nyangkut di netral.

Berapa top speed yang bisa diraih? Ternyata enggak begitu tinggi. Saat di Probolinggo ketemu jalan lurus panjang sempat dicoba dapat 121 km/jam, segitu nafas mesin belum habis meski naiknya sudah perlahan.

Nanti saat sesi test ride akan dicoba di lintasan yang lebih panjang.

Keunggulan lain mesin Ronin ini tergolong dingin. Meski macet-macetan parah di antara truk kontainer di seputaran Gresik dan di bawah cuaca panas terik, di area kaki enggak ada rasa panas menyengat. Area kaki sangat aman!

Meski begitu, tentu juga ada catatannya. Yaitu ada sedikit getaran yang terasa mulai dari 5.000 rpm, terasa di tangki dan setang.

Tapi tergolong minim, bukan yang sampai mengganggu kenyamanan secara signifikan.

Untuk getaran di tangki bisa diantisipasi dengan membuka kaki, jangan menjepit tangki terlalu kuat.

Nah kalau getaran di setang, rasanya dengan ganti bandul setang yang lebih besar akan bisa mengurangi secara signifikan.

Jadi secara garis besar karakter mesin Ronin ini akan sangat cocok dipakai buat harian maupun turing, tapi yang santai, bukan kebut-kebutan.